Korsel Protes Jet Tempur Rusia Terobos Perbatasan Udaranya
- Korsel protes terhadap Rusia karena pesawat tempur Rusia melintasi wilayah udaranya tanpa izin sebanyak delapan kali sejak 11 Maret.
- Jet tempur Rusia juga melintasi ADIZ Korsel selama latihan militer gabungan AS dan Korsel, di tengah-tengah latihan bertajuk Freedom Shield.
- Hubungan antara Korsel dan Korut semakin memanas, sementara Korut dan Rusia semakin dekat dengan perjanjian pertahanan bersama di Pyongyang pada Juni 2024.
Jakarta, IDN Times – Korea Selatan (Korsel) menyatakan keberatan kepada Rusia karena menerobos langsung wilayah perbatasan udaranya. Protes disampaikan dengan memanggil utusan Rusia di Seoul pada Kamis (20/3/2025).
”Kementerian Pertahanan Korsel memanggil Kolonel Nikolai Marchenko, atase militer di Kedutaan Besar Rusia di ibu kota Seoul, untuk memprotes tindakan tersebut dan mendesak agar tidak terjadi lagi kejadian serupa,” lapor Anadolu Agency.
Beberapa pesawat tempur Rusia terdeteksi melintasi Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Korea di atas Laut Timur pada Kamis pagi. Pesawat-pesawat itu terbang dengan jarak hanya 20 kilometer ke wilayah udara Korsel tanpa berkomunikasi.
”Seoul mengirimkan jet tempurnya sendiri sebagai tanggapan,” kata Kementerian Pertahanan.
1. Bukan kali pertama terjadi
Insiden pada Kamis bukanlah kali pertama terjadi. Tercatat, Rusia telah melakukan manuver tersebut sebanyak delapan kali, sejak 11 Maret.
Dikutip Economic Times, Rusia sama sekali tak mengakui ADIZ Korsel. ADIZ merupakan wilayah udara internasional tertentu yang melampaui batas kedaulatan suatu negara di mana identifikasi pesawat diperlukan untuk tujuan keamanan nasional.
Pada Sabtu, beberapa jet tempur Rusia juga melintasi ADIZ Korsel di Laut Timur selama latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korsel. Pesawat tempur Rusia terdeteksi masuk melalui zona timur dan keluar melalui utara.
Seoul mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi pesawat tempur tersebut sebelum memasuki zona dan segera mengirimkan jet tempur sebagai tanggapan.
2. Bayang-bayang Rusia di tengah latihan gabungan AS dan Korsel
Peningkatan manuver jet tempur Rusia di atas wilayah pertahanan Korsel terjadi di tengah-tengah latihan gabungan antara AS dan Korsel. Latihan bertajuk Freedom Shield itu berlangsung sejak 10 Maret.
Yonhap melaporkan bahwa kedua negara telah merampungkan latihan gabungan tersebut pada Kamis. Seoul menerjunkan 19 ribu pasukan dalam kegiatan latihan itu.
Latihan dilakukan dengan melibatkan berbagai matra, yakni udara, darat, laut, siber, hingga antariksa. Kapal induk AS berbahan bakar nuklir, USS Carl Vinson, juga dilibatkan dalam latihan tersebut.
Korsel dan AS mengatakan, latihan itu sebagai langkah untuk mengantisipasi ancaman nuklir Korea Utara (Korut). Pyongyang sebelumnya telah mengecam latihan tersebut karena dianggap meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
3. Hubungan panas Korsel-Korut di tengah polarisasi hegemoni Rusia dan AS
Hubungan dua negara semakin memanas di tengah polarisasi kekuatan AS dan Rusia. Korsel yang cenderung memihak AS melihat Korut dan Rusia sebagai ancaman.
Korut dan Rusia belakangan ini menjalin hubungan yang semakin baik. Pada Juni 2024, kedua pemimpin negara tersebut menyepakati perjanjian pertahanan bersama di Pyongyang.
Permusuhan antara Korsel dan Korut memuncak setelah mendapati laporan bahwa Korut mengirim 10 ribu tentara ke Rusia pada Oktober dengan imbalan bantuan pengembangan senjata nuklirnya. Pengiriman pasukan untuk diterjunkan dalam konflik Ukraina ini kembali dilakukan pada Februari 2025.
Korsel dan Rusia sama-sama enggan menanggapi isu tersebut.
