Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Marah AS Bangun Senjata Luar Angkasa

Bendera Korea Utara. (unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara menyebut sistem pertahanan rudal Golden Dome Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman yang sangat berbahaya. Kementerian Luar Negeri Korut mengeluarkan pernyataan pada Senin (26/5/2025) yang mengecam rencana Washington tersebut.

Kritik Pyongyang muncul seminggu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pendanaan awal 25 miliar dolar AS (Rp 405 triliun) untuk proyek bernilai total 175 miliar dolar AS (Rp 2,8 kuadriliun) tersebut. Korut menganggap rencana AS ini mengancam keamanan strategis negara-negara nuklir.

"Rencana AS ini dapat memicu perlombaan senjata di luar angkasa yang akan mengganggu keamanan," kata pemerintah Korut, dilansir CNA.

1. Korut tuduh AS ingin militerisasi luar angkasa

Korut menuduh AS terobsesi dengan upaya militerisasi luar angkasa melalui rencana Golden Dome. Menurut Pyongyang, rencana tersebut bisa mengubah ruang angkasa menjadi medan pertempuran nuklir.

Melansir Yonhap, Kemlu Korut menilai sistem Golden Dome bukan sekadar alat pertahanan seperti klaim Washington. Mereka menganggap sistem tersebut dapat dikonversi menjadi rudal ofensif yang mampu melancarkan serangan kapan saja.

Korut menyebut rencana Golden Dome merupakan hasil kebijakan "America First" yang mencerminkan arogansi AS.

"Kekuatan hegemonik secara brutal dan egois menggunakan negara-negara pengikutnya sebagai umpan meriam dan perisai untuk mengejar kepentingannya sendiri, bahkan dengan mengorbankan keselamatan mereka. Kami menentang ambisi AS untuk menggunakan luar angkasa bagi tujuan hegemonik," kata Korut, dilansir Korea JoongAng Daily.

2. Golden Dome ditargetkan selesai pada 2029

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Staff Sgt. Danny Gonzalez, Public domain, via Wikimedia Commons)

Sistem Golden Dome dirancang untuk menangkal ancaman rudal hipersonik, balistik, dan jelajah menggunakan pencegat yang ditempatkan di luar angkasa. Sistem pertahanan berlapis ini juga dilengkapi sensor-sensor canggih untuk mendeteksi rudal musuh.

Trump menunjuk Jenderal Michael Guetlein dari Angkatan Luar Angkasa AS sebagai manajer program utama. Sistem yang terinspirasi Iron Dome Israel ini dijadwalkan selesai pada akhir masa jabatan Trump pada 2029.

Proyek ini merupakan kelanjutan Strategic Defense Initiative yang digagas Presiden Ronald Reagan 40 tahun lalu. Trump menyebut Golden Dome bertujuan menyelesaikan pekerjaan yang dimulai Reagan untuk mengakhiri ancaman rudal terhadap daratan AS.

"Setelah sepenuhnya dibangun, Golden Dome akan mampu mencegat rudal bahkan jika diluncurkan dari sisi lain dunia, dan bahkan jika diluncurkan dari luar angkasa. Ini sangat penting untuk kesuksesan dan bahkan kelangsungan hidup negara kita," kata Trump, dikutip Al Jazeera.

3. Tanggapan China dan Rusia

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Yan Ke)

China juga mengecam rencana Golden Dome dan menuduh AS memicu perlombaan senjata global. Beijing menganggap sistem pertahanan rudal semacam ini dapat mengancam stabilitas internasional.

"AS mengutamakan kepentingannya sendiri dan mencari keamanan mutlak. Rencana ini meningkatkan risiko luar angkasa menjadi medan pertempuran, memicu perlombaan senjata, dan merusak keamanan internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.

Sementara itu, Rusia justru memberikan respons yang lebih tenang dengan menyebut Golden Dome sebagai urusan kedaulatan AS.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan jika AS merasa ada ancaman rudal, wajar jika mereka mengembangkan sistem pertahanan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us