Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Krisis Energi, Hungaria-Serbia Bangun Pipa untuk Salurkan Migas Rusia 

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, dan Kanselir Austria, Karl Nehammer saat bertemu di Budapest, Senin (3/10/2022). (twitter.com/karlnehammer)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Hungaria dan Serbia, pada Senin (10/10/2022), sepakat untuk membangun pipa gas alam baru penyambung kedua negara. Pipa tersebut akan menjadi saluran utama penyalur gas alam dari Rusia ke Serbia, yang tersambung dengan pipa Druzhba.

Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari keputusan Uni Eropa usai menjatuhkan paket sanksi kedelapan kepada Rusia, setelah referendum pada empat wilayah di Ukraina. Hal ini termasuk melarang pengiriman migas Rusia ke Serbia melalui pipa Janaf di Kroasia. 

1. Setuju jadi jalur pasokan utama migas Rusia ke Serbia

Kesepakatan ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah Hungaria, Zoltan Kovacs, melalui akun Twitter-nya. Sebelumnya, Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban telah menyetujui untuk pembangunan pipa minyak ke Serbia. 

"Saat ini, pasokan minyak negara kami mayoritas harus melewati Kroasia, tapi ini sepertinya tidak mungkin dilakukan lagi di masa yang akan datang karena sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia," tulis Kovacs, dilansir Reuters.

"Pipa baru ini akan memberikan akses langsung kepada Serbia agar bisa mendapatkan minyak mentah langsung dari wilayah Ural di Rusia. Mereka dapat mengakses langsung melalui pipa Druzhba," tambahnya. 

Sebagai informasi, pipa minyak Druzhba adalah pipa yang dibangun pada era Uni Soviet yang melalui teritori Ukraina ke Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko. Bahkan, pipa ini menjadi pemasok utama gas ke tiga negara tersebut. 

2. Vucic sebut situasi pasokan gas di negaranya mengkhawatirkan

Pekan lalu, Presiden Vucic mengaku khawatir dengan pasokan gas di negaranya. Bahkan, situasinya jauh lebih buruk dibanding yang selama ini diperkirakan warga. 

"Semuanya yang kita lakukan sudah baik dalam 10 tahun terakhir. Kami sudah mengindustrialisasi kembali negara kami, meningkatkan perdagangan internasional. Namun, semua itu bisa hilang dalam enam bulan dan itu bukan salah kami," papar Vucic, dikutip dari N1.

"Apa yang akan kita lakukan dengan perusahaan? Siapa yang akan membayar harga itu dan jika negara harus membayar, di mana kami mendapatkan uang sebesar itu. Jika perusahaan harus membayar, mereka tidak akan dapat bertahan," tambahnya. 

"Kami akan membantu dengan cara lain, kami semua ada dalam situasi yang buruk. Jika ada perdamaian, saya akan senang. Situasi saat ini sangatlah buruk dan itu mungkin akan jauh lebih buruk lagi," sambungnya. 

3. Hungaria-Serbia-Austria bicarakan penanganan migran ilegal

Pada KTT Austria-Hingaria-Serbia, para pemimpin negara juga membahas soal solusi penanganan migran yang masuk ke Eropa. Sebab, ada peningkatan migran ilegal yang berasal dari India ke wilayah tiga negara tersebut. 

Kanselir Austria, Karl Nehammer, mengatakan bahwa pertemuan ini juga menyetujui aksi bersama dalam menahan laju migran ilegal. Hal ini termasuk meningkatkan kooperasi polisi di sepanjang perbatasan dengan bantuan Serbia. 

"Kami akan mendukung Serbia dalam mengembalikan para migran dan tidak hanya dukungan teknis saja, tapi juga semua yang mungkin dibutuhkan dan termasuk bantuan finansial kepada mereka," papar Nehammer. 

Pada akhir tahun ini, kebijakan visa Serbia akan terintegrasi dengan Uni Eropa, sehingga kebijakan bebas visa dari negara non-Uni Eropa tidak lagi digunakan dalam tujuan migrasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us