Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mahasiswa Bangladesh Sekjen PBB Seret PM Hasina ke ICC  

Ilustrasi bendera Bangladesh. (pexels.com/Kelly)
Ilustrasi bendera Bangladesh. (pexels.com/Kelly)

Jakarta, IDN Times – Perwakilan mahasiswa Bangladesh mendesak Sekjen PBB, Antonio Guterres, segera membawa kasus mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Desakan itu disampaikan ketika Guterres mengunjungi Dhaka, Bangladesh, pada Sabtu (15/3/2025).

"Kami sampaikan bagaimana PBB dapat membantu sistem peradilan dalam memastikan persidangan yang layak bagi Hasina dan Partai Liga Awami-nya, khususnya bagaimana ia dan para kolaboratornya dapat dituntut di ICC," kata Umama Fatema, juru bicara Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi, dilansir Anadolu Agency.

Sebelumnya, pengadilan setempat mengeluarkan tiga surat perintah penangkapan terhadap Hasina atas tuduhan pembunuhan massal dan penghilangan paksa.

Menurut laporan pencari fakta PBB, sekitar 1.400 orang, termasuk 13 persen anak-anak, tewas dalam penumpasan pada Juli-Agustus. PBB juga menuduh Hasina dan partai Liga Awami-nya melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

1. Mahasiswa minta Hasina dideportasi

Mahasiswa juga mendesak bantuan Sekjen PBB untuk mendeportasi Hasina dari India. Hasina dan komplotannya mengasingkan diri sejak Agustus setelah pemberontakan sipil yang dipimpin mahasiswa.

Selain itu, mereka menyerukan peninjauan kembali atas pengangkatan putri Hasina, Saima Wazed Putul, sebagai direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mahasiswa berpendapat, Hasina memiliki pengaruh atas keputusan tersebut.

PBB juga didesak untuk campur tangan dalam menghentikan pembunuhan warga Bangladesh di sepanjang perbatasan India-Bangladesh. Lebih dari 2 ribu orang dilaporkan telah terbunuh di wilayah perbatasan.

2. Guterres siap berikan yang terbaik untuk Bangladesh

Berbicara di hadapan mahasiswa, Guterres mengatakan bahwa rakyat Bangladesh bisa mengandalkan PBB sebagai mitra setia. PBB siap membantu membangun masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak.

“Seiring dengan berlangsungnya reformasi dan transisi penting di Bangladesh, saya ingin meyakinkan Anda bahwa PBB siap membantu dalam membina perdamaian, dialog nasional, kepercayaan, dan perbaikan,” kata Guterres, dilansir UN News.

Terkait kasus Hasina, ia mengatakan bisa saja menyeret Hasina ke ICC karena Bangladesh adalah negara anggota. Namun, hal itu juga bergantung pada pemangku kepentingan lainnya.

Ia mengatakan, jika negara tersebut mengajukan banding dan negara anggota lainnya setuju, maka langkah itu bisa dilakukan.

3. Guterres juga kunjungi Rohingya

Guterres berkunjung ke Bangladesh selama empat hari hingga Minggu. Kunjungan itu dilakukan di tengah bulan suci Ramadan sebagai solidaritas kepada Bangladesh dan Rohingya.

Guterres turut mengunjungi kamp-kamp pengungsi di bagian selatan Cox's Bazar pada Jumat. Ia menemui para pengungsi Rohingya dan berpartisipasi dalam jamuan buka puasa bersama.

“Dengan menawarkan perlindungan kepada pengungsi Rohingya, Bangladesh telah menunjukkan solidaritas dan martabat manusia, yang sering menimbulkan biaya sosial, lingkungan, dan ekonomi yang signifikan,” katanya.

Kunjungan itu dilakukan di tengah isu pemotongan bantuan kemanusiaan. Guterres memperingatkan bahwa pemotongan dana tersebut dapat mengakibatkan kekurangan bantuan pangan yang parah.

Bangladesh menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya. Mereka melarikan diri dari kekerasan di Myanmar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us