Mantan Presiden Albania Ditangkap atas Kasus Korupsi

- Mantan Presiden Albania, Ilir Meta, ditangkap usai diduga terlibat korupsi, pencucian uang, dan menyembunyikan harta kekayaannya.
- Situasi politik di Albania terus menegang dengan klaim partai oposisi bahwa partai berkuasa berupaya menancapkan kekuasaan dan mempersekusi pemimpin oposisi.
- Persekutor Khusus Anti-Korupsi Albania (SPAK) menginstruksikan penangkapan Meta serta mantan anggota parlemen dari Partai Sosialis yang diduga terlibat jaringan kasus korupsi pada 2021.
Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Albania, Ilir Meta, pada Senin (21/10/2024), ditangkap usai diduga terlibat korupsi. Selain itu, mantan presiden yang menjabat pada 2017–2022 itu juga diduga terlibat kasus pencucian uang dan percobaan menyembunyikan harta kekayaannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, situasi politik di Albania terus menegang. Sejumlah anggota parlemen dari partai oposisi di Albania mengklaim bahwa Partai Sosialis yang berkuasa saat ini berupaya menancapkan kekuasaannya dan mempersekusi sejumlah pemimpin oposisi.
1. Meta ditangkap usai berkunjung ke Kosovo
Persekutor Khusus Anti-Korupsi Albania (SPAK) sudah menginstruksikan kepada polisi untuk menangkap Meta sejak Minggu (20/10/2024). Namun, polisi baru melakukan penangkapan kepada mantan presiden itu pada Senin kemarin.
Dilansir Euronews, Meta ditangkap di Lapraka setelah pulang dari Kosovo dan hendak menuju ke ibu kota Tirana pada siang hari. Berdasarkan rekaman video, mantan presiden itu ditarik keluar dari kendaraannya oleh beberapa polisi bermasker.
Sementara itu, polisi mengaku terpaksa melakukan pemaksaan kepada Meta karena menolak dibawa dan sempat berkata kasar.
Selama ini, Meta dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritisi Perdana Menteri Albania Edi Rama dan pemerintahannya. Ia mengklaim Rama sudah menerapkan rezim kleptokrasi dengan mencengkeram legislatif, administratif, dan kekuatan yudisial di Albania.
2. SPAK instruksikan penangkapan mantan anggota parlemen Albania
Selain memerintahkan penangkapan Meta, SPAK juga menginstruksikan penangkapan mantan anggota parlemen dari Partai Sosialis, Jurgis Cyrbja. Ia diduga terlibat dalam jaringan kasus korupsi pada 2021 dan mendukung aksi kriminalitas.
Dilansir Balkan Insight, Cyrbja sudah menjadi anggota parlemen sejak 2017. Pada 18 Oktober, ia memutuskan mundur dari jabatannya setelah diinterogasi oleh SPAK. Otoritas Albania mengklaim berhasil mengenskripsi komunikasinya dalam aplikasi Sky ECC dan menemukan tujuh kasus kriminal yang dilakukannya.
Ia diduga sudah mentransmisi informasi kepada seseorang yang ditetapkan sebagai buronan internasional. Ia pun sudah membocorkan informasi penting untuk mencegah operasi polisi.
3. Partai Kebebasan Albania kecam penangkapan Meta
Sekretaris Jenderal Partai Kebebasan Albania, Tedi Blushi, mengecam penangkapan kepada Meta. Ia mengklaim, penangkapan Meta adalah sebuah penculikan dan termasuk sebagai aksi terorisme.
"Penangkapan Meta sudah diinstruksikan oleh organisasi teroris (SPAK). Mereka memutuskan ini hanya untuk memenuhi ego dari PM Rama. Apa yang dilakukan SPAK hari ini adalah sebuah deklarasi perang terhadap oposisi Albania," terang Blushi, dilansir Albanian Daily News.
Ia menambahkan, aksi ini dilakukan oleh mantan presiden Albania yang seharusnya dikawal oleh petugas keamanan negara. Ia mengatakan, terdapat keanehan karena saat kejadian petugas yang seharusnya mengawal tidak ada.