Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus Kritis

Paus Fransiskus (unsplash.com/bpro1360)
Paus Fransiskus (unsplash.com/bpro1360)
Intinya sih...
  • Kesehatan Paus Fransiskus memburuk dalam 24 jam terakhir, kondisinya kritis
  • Paus memerlukan oksigen tambahan dan transfusi darah karena pneumonia di kedua paru-parunya
  •  
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Vatikan mengumumkan, kesehatan Paus Fransiskus memburuk selama 24 jam terakhir. Untuk pertama kalinya mereka menggambarkan kondisinya kritis.

Vatikan melaporkan, Paus Fransiskus membutuhkan oksigen tambahan dan transfusi darah.

Paus dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma pada 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari. Dia kemudian didiagnosis menderita pneumonia di kedua paru-parunya.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, Vatikan mengatakan, Fransiskus yang berusia 88 tahun itu telah menderita krisis pernapasan seperti asma yang berkepanjangan pada pagi hari yang membutuhkan pemberian oksigen aliran tinggi.

"Kondisi Bapa Suci masih kritis, Paus belum keluar dari bahaya,” kata pernyataan Vatikan, dilansir dari Japan Times, Minggu (23/2/2025).

1. Tubuh Paus Fransiskus kesulitan mengatasi penyakit

Suasana GBK saat Misa Agung bersama Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024). (IDN Times/Maya Aulia)
Suasana GBK saat Misa Agung bersama Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024). (IDN Times/Maya Aulia)

“Bapa Suci tetap waspada dan telah menghabiskan hari di kursi, meskipun ia lebih menderita daripada kemarin. Saat ini, prognosisnya masih belum pasti,” tambah pernyataan itu.

Selain oksigen tambahan, Vatikan mengatakan, Paus juga membutuhkan transfusi darah karena tes menunjukkan dia memiliki jumlah trombosit yang rendah, berhubungan dengan anemia.

Seorang dokter yang berkantor di AS mengatakan, tim Gemelli mungkin menggunakan transfusi untuk meningkatkan kadar sel darah merah dan trombosit Paus yang merupakan fragmen sel kecil dalam darah yang membantu membentuk gumpalan serta menghentikan atau mencegah pendarahan.

Dr. Andrea Vicini, seorang pendeta Jesuit dan profesor di Boston College, menekankan, dia hanya mengetahui kasus Paus melalui pernyataan publik Vatikan.

"Tampaknya kondisinya terkendali, tetapi tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kesulitan untuk mengatasi situasi tersebut," kata dia.

2. Dua minggu Paus Fransiskus tidak hadir dalam Misa Minggu

Paus Fransiskus saat memimpin misa. (instagram.com/franciscus)
Paus Fransiskus saat memimpin misa. (instagram.com/franciscus)

Sebelumnya, Vatikan mengumumkan,Paus tidak akan muncul di depan umum pada Misa Minggu untuk memimpin doa bersama para peziarah. Ini menjadi minggu kedua berturut-turut dia tidak hadir dalam acara tersebut.

Diyakini, ini adalah pertama kalinya Paus tidak hadir dalam dua doa Angelus berturut-turut karena alasan kesehatan.

Setelah menjalani operasi usus pada 2021, dia memimpin Angelus hanya satu minggu kemudian, dan melewatkan satu doa Minggu umum pada 2023 setelah menjalani operasi lainnya.

3. Diagnosis terakhir Paus Fransiskus terkena pneumonia ganda

Paus Fransiskus berpidato di depan Kongres AS pada 2015. (USCapitol, Public domain, via Wikimedia Commons)
Paus Fransiskus berpidato di depan Kongres AS pada 2015. (USCapitol, Public domain, via Wikimedia Commons)

Pneumonia ganda adalah infeksi serius yang dapat menyebabkan radang dan jaringan parut pada kedua paru-paru, sehingga sulit bernapas. Vatikan menggambarkan infeksi yang dialami Paus kompleks, infeksi tersebut disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme.

Dalam pengarahan pada Jumat lalu, dua dokternya mengatakan, Paus sangat rentan karena usia dan kelemahannya.

Dr. Sergio Alfieri, anggota senior staf Gemelli, mengatakan, ada risiko infeksi paru-paru dapat menyebar ke aliran darahnya dan berkembang menjadi sepsis yang bisa jadi sangat sulit diatasi.

Fransiskus, yang menjadi Paus sejak 2013, telah menderita sakit parah dalam dua tahun terakhir. Ia sangat rentan terhadap infeksi paru-paru karena ia menderita radang selaput dada saat muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us