Menhan Israel: Ada Peluang untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran

- Menteri Pertahanan Israel ingin menyerang fasilitas nuklir Iran, menganggapnya sebagai kesempatan penting untuk melindungi negara dari ancaman kehancuran.
- Pejabat Israel mendesak angkatan udara menyerang Iran, namun pemerintah belum memberikan jawaban terkait kesiapan untuk melancarkan serangan tersebut.
- Beberapa pakar memperingatkan bahwa menyerang fasilitas nuklir Iran adalah ide buruk karena kompleksitas dan pengetahuan yang sulit dihilangkan.
Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, pada Senin (11/11/2024) malam mengungkap keinginannya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Baginya, saat ini adalah kesempatan untuk melancarkan serangan tersebut.
"Ada peluang untuk mencapai tujuan yang paling penting, untuk menggagalkan dan menyingkirkan ancaman kehancuran yang mengancam Negara Israel (nuklir Iran)," kata Katz, dilansir Jerusalem Post.
Ia menambahkan bahwa saat ini, ada konsensus nasional dan lembaga pertahanan yang luas bahwa Israel perlu menggagalkan program nuklir Iran. Ada pemahaman bahwa ini dapat dilakukan, tidak hanya di bidang keamanan, tetapi juga di bidang diplomatik.
Katz menilai, langkah untuk menyerang nuklir Iran tak pernah semudah saat ini. Ia mencatat bagaimana dua serangan Israel sebelumnya terhadap Iran tahun ini di mana menurutnya Israel lebih unggul dan canggih dibanding rivalnya itu.
1. Beberapa pejabat Israel sebelumnya ingin serang nuklir Iran

Terlepas dari pernyataan Katz, banyak pejabat, termasuk mantan perdana menteri Naftali Bennett dan Yair Lapid, telah menyerukan angkatan udara untuk menyerang fasilitas nuklir Iran pada 26 Oktober lalu.
Sebaliknya, Angkatan Udara diperintahkan oleh pemerintah untuk menyerang sekitar 20 lokasi produksi rudal balistik dan pertahanan udara di Iran.
Kantor Katz saat ini belum menanggapi pertanyaan tentang apakah benar-benar ada kesiapan Israel untuk menyerang program nuklir Iran, mengingat pemerintah memilih untuk tidak melakukannya pada 26 Oktober.
2. Iran saat ini telanjang, tanpa sistem pertahanan

Wakil Direktur Komunikasi Israel, Michael Freund, dalam opininya di Jerusalem Post pada 1 November menyayangkan keengganan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran secara langsung. Padahal menurutnya, Iran kini tak dapaat melakukan apa-apa seandainya serangan itu terjadi.
Freund mengutip pernyataan mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Richard Goldberg, bahwa Teheran saat ini telanjang, tanpa sistem pertahanan udara.
”Iran tidak memiliki sistem pertahanan rudal Arrow yang setara dengan Israel, dan juga tidak membangun tempat perlindungan bom bagi penduduknya,” ungkapnya.
Inti dari pertahanan udara Iran adalah S-300, sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) buatan Rusia yang mampu menjatuhkan pesawat dan pesawat nirawak. Iran memiliki empat sistem S-300. Namun, semuanya telah dihancurkan oleh Israel.
”Jadi meskipun Iran tahu serangan itu akan datang, mereka tetap terbukti tidak mampu menggagalkannya,” tambahnya.
3. Pakar sebut menyerang fasilitas nuklir Iran adalah ide buruk

Kendati ada peluang, namun beberapa pakar telah memperingatkan Israel bahwa menyerang fasilitas nuklir Iran adalah ide yang buruk. Menurut Doreen Horschig dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), menargetkan fasilitas nuklir Iran tidak akan menghilangkan ancaman eksistensial yang ditimbulkan Iran terhadap Israel. Bahkan, hal itu justru akan memperburuknya.
”Gagasan bahwa serangan militer merupakan alternatif yang logis adalah keliru karena beberapa alasan,” kata Horschig.
Ia mengemukakan tiga alasan utama mengapa hal tersebut dianggap sebagai ide buruk. Pertama, fasilitas nuklir Iran sangat kompleks dan memiliki jaringan yang tersebar luas. Sehingga untuk menghancurkannya membutuhkan tantangan tersendiri.
Kedua, instalasi utama, seperti fasilitas pengayaan uranium Iran, diperkuat, sehingga membutuhkan amunisi penghancur bunker untuk penghancuran total. Ini kemungkinan akan membutuhkan dukungan teknologi AS yang leboh canggih.
Dan yang terkhir, bahkan dalam skenario terbaik di mana serangan militer secara efektif menghancurkan fasilitas-fasilitas penting, basis pengetahuan seputar pengayaan uranium, teknologi reaktor, dan siklus bahan bakar yang diperlukan untuk mempertahankan fisi nuklir akan tetap utuh.
”Menghilangkan pengetahuan ini akan memerlukan operasi rahasia yang berkelanjutan dalam komunitas ilmiah Iran, suatu usaha yang berat dan sulit,” katanya.