Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Militer Israel Peringatkan Netanyahu soal Perluasan Serangan di Gaza

tentara Israel di Lebanon selatan. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)
Intinya sih...
  • Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diingatkan oleh Kepala Staf Militer Eyal Zamir terkait rencana perluasan serangan darat di Gaza yang dapat membahayakan para sandera Israel.
  • Keluarga sandera Palestina menyatakan bahwa tidak akan ada kemenangan bagi Israel tanpa pembebasan semua sandera, menegaskan pentingnya prioritas pembebasan sandera dalam perang.

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat peringatan dari Kepala Staf Militer Eyal Zamir. Rencana perluasan serangan darat di Gaza, menurut Zamir, dapat mengakibatkan hilangnya sandera Israel yang ditawan kelompok Palestina, Hamas.

"Ada dilema dalam mengejar kedua tujuan utama perang, yakni melenyapkan Hamas dan membebaskan para sandera, karena pada titik tertentu keduanya dapat berbenturan di lapangan," kata Zamir, dikutip surat kabar Yedioth Ahronoth.

Menurutnya, para sandera dalam bahaya. "Anda harus mempertimbangkan bahwa manuver darat skala penuh dapat mengakibatkan hilangnya para sandera," ucap Zamir, dikutip dari Anadolu, Senin (5/5/2025).

1. Perbedaan pendapat militer dan pemerintah soal prioritas perang

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (DedaSasha, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Dengan pernyataan Zamir, jelas ada perbedaan pendapat yang jelas terkait kepemimpinan politik dan militer Israel mengenai prioritas perang.

Menanggapi pernyataan tersebut, keluarga para sandera yang ditawan di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak akan ada kemenangan Israel tanpa membawa kembali semua sandera. Kehilangan mereka akan menjadi kekalahan nasional.

“Jaminan nasional dan sosial bergantung pada pembebasan setiap tawanan,” kata mereka.

2. Israel lakukan pemanggilan ke puluhan ribu tentara cadangan

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Peringatan Zamir disampaikan saat tentara Israel mulai mengeluarkan perintah pemanggilan kepada puluhan ribu tentara cadangan menjelang perluasan serangan darat yang direncanakan terhadap daerah kantong tersebut. Serangan itu diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari.

Selama konsultasi keamanan yang melibatkan Zamir, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan pejabat lainnya, Netanyahu menyetujui mobilisasi tentara cadangan untuk memperluas operasi darat.

3. Masih ada 59 sandera Israel di Gaza

Serangan Israel ke Gaza pada 5 Februari 2025. (dok. X/@Timesofgaza)

Israel memperkirakan, 59 sandera Israel masih berada di Gaza, termasuk 24 orang yang diyakini masih hidup. Lebih dari 9.900 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel, tempat mereka mengalami penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah menyebabkan banyak kematian, menurut kelompok hak asasi Palestina dan Israel.

Pada Sabtu lalu, ribuan warga Israel berunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv terhadap keputusan pemerintah untuk meningkatkan genosida, dengan memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menyebabkan kematian para sandera yang tersisa dan menghapus jejak korban tewas. Lebih dari 52.500 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan-nya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us