Modal Nekat, Macron Temui Putin di Rusia Demi Akhiri Krisis di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengambil langkah diplomatik yang berisiko dengan mengunjungi Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk meredakan ketegangan dengan Ukraina. Kunjungan itu dilakukan Macron pada Senin (7/2/2022).
Dalam sepekan terakhir, Macron telah melakukan serangkaian panggilan telepon dengan Amerika Serikat (AS), sekutu Eropa, pemimpin Ukraina, dan Rusia.
“Kami sedang menuju sarang Putin, dalam banyak hal, ini seperti melempar dadu,” kata seorang pejabat Prancis kepada Reuters.
1. Macron akan kunjungi Ukraina setelah bertemu Putin

Apa pun hasil pertemuan dengan Putin nanti, Macron akan menindaklanjutinya dengan mengunjungi Ukraina pada Selasa (8/2/2022). Macron disebut mempertaruhkan banyak modal politik dalam misi yang sangat mungkin justru mempermalukan dirinya, karena bisa saja kembali dengan tangan kosong.
Sumber dekat Macron juga menyampaikan, tujuan lain sang presiden menemui Putin adalah mengulur waktu konflik selama beberapa bulan. Setidaknya, sampai April nanti ketika beberapa negara Eropa menggelar pemilihan umum, termasuk Hungaria, Slovenia dan Prancis.
2. Macron hubungi Biden sebelum bertemu Putin

Sebelum terbang ke Rusia, Macron juga berbicara dengan Presiden AS Joe Biden. Panggilan telepon selama 40 menit itu merupakan bagian dari koordinasi dan bertukar informasi, sebagai salah satu modal diplomasi Macron di Kremlin.
Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin membahas upaya diplomatik dan pencegahan yang sedang berlangsung sebagai tanggapan atas penumpukan militer Rusia yang berkelanjutan di perbatasan Ukraina.
Kunjungan Macron ke Moskow dan Ukraina terjadi kurang dari tiga bulan sebelum pemilihan presiden. Penasihat politiknya melihat potensi hasil pemilu, meskipun Macron belum mengumumkan apakah dia akan mencalonkan diri.
“Bagi presiden, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya di Eropa. Bahwa dia mampu mengatasi segala keributan,” kata salah satu sumber Prancis.
3. AS dan Eropa siapkan sanksi untuk Rusia

AS dan sekutunya sedang mempersiapkan sanksi ekonomi untuk Rusia jika invasi terjadi. Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, mengatakan sanksi pada tingkatan apa pun dapat memberikan dampak kepada Putin, mengingat Rusia memiliki ketergantungan tinggi kepada Eropa sebagai mitra dagang terbesar.
Setiap hari, kata Adeyemo, lembaga keuangan Rusia melakukan transaksi keuangan senilai sekitar 46 miliar dolar AS secara global, dengan 80 persen di antaranya dalam dolar. Mitra dagang terbesar Rusia adalah Eropa, menyumbang sekitar 40 persen dari perdagangan Rusia.
“Ketika AS dan Eropa bertindak bersama, sanksi akan memberikan dampak terhadap seluruh hak yang berkaitan dengan ekonomi Rusia secara keseluruhan,” kata Adeyemo kepada CBS News.
Saat ditanya kemungkinan Rusia beralih ke China, Adeyemo bersikeras sanksi dari AS dan Eropa tetap akan memberatkan ekonomi Rusia.
“Elite Rusia tidak menaruh uang mereka di China. Mereka menaruh uang mereka di Eropa dan Amerika Serikat," kata Adeyemo.