Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

NATO Ingatkan China, Ada Risiko Jika Dukung Rusia

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, hadir dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Uni Eropa di Stockholm, Swedia. Foto diunggah 8 Maret 2023. (twitter.com/@jensstoltenberg)
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, hadir dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Uni Eropa di Stockholm, Swedia. Foto diunggah 8 Maret 2023. (twitter.com/@jensstoltenberg)
Intinya sih...
  • Sekretaris Jenderal NATO memperingatkan China atas dukungannya terhadap Rusia dalam perang Ukraina.
  • Stoltenberg menekankan pentingnya persatuan di antara sekutu NATO dalam menghadapi kekuatan otoriter seperti Rusia, Korut, Iran, dan China.
  • Dia juga menyoroti investasi militer China dan Rusia dalam senjata canggih serta pentingnya NATO untuk berinvestasi di bidang pertahanan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Rabu memperingatkan China atas dukungannya yang terus berlanjut untuk Rusia di tengah perangnya di Ukraina.

"Tidak masuk akal dan tidak perlu dilanjutkan bahwa China terus memicu tantangan ancaman bagi sekutu NATO, khususnya di Eropa dengan menopang ekonomi perang Rusia," kata Stoltenberg di Ottawa, di mana dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dikutip dari ANTARA, Jumat (21/6/2024).

Stoltenberg dan Trudeau akan bertemu dan membahas persiapan akhir untuk KTT NATO di Washington bulan depan, ketua aliansi tersebut juga memuji status Kanada sebagai sekutu NATO.

1. Komentari kunjungan Putin ke Korut

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Pyongyang, Juni 2024. (dok. X @BRICSnews)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Pyongyang, Juni 2024. (dok. X @BRICSnews)

Saat ditanya tentang kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara, Stoltenberg menekankan pentingnya persatuan di antara sekutu NATO pada saat 'kekuatan otoriter seperti Rusia, Korut, Iran dan China semakin bersatu.'

"Sangat penting bagi kami (NATO), mengingat keselarasan antara Rusia, China dan Korut, untuk juga bekerja sama lebih erat dengan mitra-mitra kami di Asia Pasifik, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Selandia Baru, dan Australia," katanya.

2. Rusia tergantung pada negara yang juga otoriter

Presiden Rusia Vladimir Putin disambut Kim Jong Un di Pyongyang, Juni 2024. (dok. Kremlin)
Presiden Rusia Vladimir Putin disambut Kim Jong Un di Pyongyang, Juni 2024. (dok. Kremlin)

Dia menambahkan, kunjungan Putin menunjukkan ketergantungan Rusia terhadap 'rekan-rekannya yang otoriter' dalam perang melawan Ukraina.

Stoltenberg lebih lanjut memperingatkan China atas perilakunya mendukung Rusia, dan menekankan 'akan ada dan harus ada konsekuensi' atas dukungan tersebut.

3. Pentingnya NATO investasi di pertahanan

potret bendera negara-negara anggota NATO.(twitter.com/NATO)
potret bendera negara-negara anggota NATO.(twitter.com/NATO)

Selain itu, dia menekankan pentingnya bagi NATO untuk berinvestasi di bidang pertahanan dan untuk mencegah perang, saat negara-negara seperti China dan Rusia 'berinvestasi besar-besaran dalam kemampuan militer baru, termasuk senjata jarak jauh dan sistem rudal canggih.'

"Cara terbaik bagi kami untuk memastikan perdamaian adalah dengan bersatu sebagai NATO dan berinvestasi sebagaimana yang telah kami sepakati. Kami telah sepakat di NATO untuk berinvestasi sedikitnya dua persen," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us