Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Negara Baltik Blokir Warga Rusia dan Belarus yang Bervisa Schengen

Menteri Luar Negeri negara Baltik dan Nordik di Kaunas, Lithuania, Rabu (7/9/2022). (twitter.com/edgarsrinkevics)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Latvia, Estonia, dan Lithuania pada Rabu (7/9/2022), memutuskan membatasi akses masuk bagi warga Rusia dan Belarus. Bahkan, pembatasan tersebut diberikan kepada seluruh warga kedua negara yang memegang visa Schengen Uni Eropa. 

Belakangan ini, sejumlah negara anggota Uni Eropa telah menggodok rancangan pemblokiran akses visa turis bagi warga Rusia. Akan tetapi, rencana tersebut mendapat penolakan dari Jerman dan Prancis yang beranggapan pemblokiran tidak akan berdampak besar. 

1. Disetujui dalam pertemuan antar Menlu di Baltik

Keputusan di atas diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkēvičs setelah acara pertemuan antar Menlu di Baltik. Ketiganya sepakat untuk menyetujui prinsip pembatasan masuknya warga Rusia dan Belarus di perbatasan. 

"Apa yang kami lihat dalam beberapa minggu dan bulan terakhir adalah meningkatnya warga Rusia yang memegang visa Schengen melintasi perbatasan. Ini akan menjadi masalah keamanan publik dan masalah moral dan politik," paparnya, dilansir dari Politico.

Ia juga menambahkan bahwa terdapat pengecualian dalam kebijakan ini, yakni warga Rusia yang melintas untuk perihal kemanusiaan, punya urusan keluarga, pengemudi truk, dan diplomat. Sementara detail aturan ini akan diumumkan beberapa hari ke depan. 

2. Keputusan ini disebut lebih ekfektif dalam memblokir warga Rusia

Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis mengatakan bahwa penerapan kebijakan yang sama antar negara Balkan bisa menyukseskan kebijakan ini. 

"Keputusan nasional akan lebih efektif ketika mereka mengoordinasikan secara harmonis. Dengan kata lain, kami mengaplikasikan ini di semua negara, sehingga orang yang melintasi satu perbatasan dan ditolak, tidak akan bisa berkendara ke utara ataupun selatan secara sukses," tutur Landsbergis, dilansir dari Euronews.

Di sisi lain Menlu Denmark, Jeppe Kofod yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa kebijakan itu tidak akan berjalan jauh. 

"Saya pikir ini adalah sebuah provokasi untuk melihat turis Rusia, contohnya di pantai Eropa atau kafe di ibu kota negara Eropa. Sama seperti melihat mereka membombardir kota di Ukraina dan membunuh warga sipil dan melakukan kejahatan perang," tambahnya. 

3. Sudah diadakan sejumlah kebijakan dalam memblokir masuknya warga Rusia

Ilustrasi bendera Rusia. (instagram.com/lyric_poetry)

Pembatasan masuk kepada warga Rusia sudah dilakukan sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari silam. Hal itu setelah ditutupnya penerbangan langsung dari dan menuju ke Rusia oleh negara-negara Uni Eropa. 

Skema ini sudah diterapkan di Uni Eropa oleh Estonia pada Agustus lalu, setelah negara Baltik itu menolak masuknya warga Rusia pemegang visa Schengen yang diterbitkan oleh Pemerintah Estonia. 

Sedangkan Finlandia memutuskan tidak mengikuti pemblokiran masuknya warga Rusia karena terdapat kebingungan soal ketidakmampuan dalam menolak warga pemegang visa Schengan keluaran negara lain. 

"Apakah Anda bisa menolak seluruh prinsip dari Schengen? Ini masih tidak jelas untuk sementara ini," ungkapnya, dilansir Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us