Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Bentuk Satgas Demografi untuk Lawan Penurunan Kelahiran

Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)

Jakarta, IDN Times - Kepala Dewan Federal Rusia, Valentina Matviyenko, mengumumkan pendirian petugs khusus demografi untuk mengatasi penurunan angka kelahiran pada Kamis (24/7/2025). Menurutnya, masalah keluarga akan menjadi prioritas utama. 

“Hari ini, setiap institusi pemerintahan dapat menunjuk perwakilan untuk menangani masalah demografi. Tugas mereka sudah ditetapkan. Kami berharap bahwa ini akan mengembalikan nilai-nilai tradisional di Rusia,” tuturnya. 

Pembentukan ini sejalan dengan sejumlah upaya untuk mengatasi semakin dalamnya krisis demografi di Rusia. Terlebih setelah pecahnya perang Rusia dan Ukraina. 

1. Rusia berencana kirim laki-laki lajang ke medan perang di Ukraina

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Badan Intelijen Luar Negeri Ukraina (SZR) mengatakan, otoritas Rusia akan mengirimkan laki-laki yang tidak menikah ke medan perang sebagai hukuman karena tidak mau berkeluarga. 

“Parlemen Rusia masih mengulas kembali terkait proposal dorongan untuk memasukkan laki-laki yang tidak mau berkeluarga dalam daftar hitam. Mereka mungkin akan mendapat hukuman atau dikirim ke medan perang jika tidak memiliki pasangan dalam periode 3 bulan,” ujarnya, dilansir RBC Ukraine

Sementara, kondisi demografi Rusia terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Negara itu harus mendatangkan pekerja migran dari Asia Tengah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dalam negeri. 

Terdapat sekitar 700 ribu hingga 1 juta warga Rusia yang memilih kabur ke luar negeri karena tidak ingin ikut perang dan karena berbagai alasan lainnya. 

2. Rusia catatkan angka kelahiran terendah dalam 200 tahun

Badan Statistik Rusia (Rosstat) menyatakan, angka kelahiran terbaru pada Januari-Februari 2025 hanya sebesar 195.400 anak. Data ini mengalami penurunan 3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Pakar demografi di Rusia, Alexey Raksha, menggambarkan bahwa penurunan ini sangat signifikan. Ia memperkirakan bahwa angka kelahiran ini menjadi yang terendah selama lebih dari 200 tahun terakhir, dilansir TVP World

Pada 2024, Rusia sudah mencatatkan 1,222 juta kelahiran yang menjadi terendah sejak 1999. Dibandingkan 2014, angka kelahiran nasional ini mengalami penurunan satu per tiga. 

Sementara, antara 2016 dan 2024, jumlah penduduk Rusia menurun tajam hingga lebih dari 3 juta. Penurunan jumlah penduduk itu disebabkan oleh faktor alami belum akibat perang. 

3. Angka harapan hidup laki-laki Rusia menurun

suasana di St. Petersburg, Rusia (unsplash.com/javiersj)
suasana di St. Petersburg, Rusia (unsplash.com/javiersj)

Raksha menerangkan bahwa penurunan jumlah penduduk di Rusia sudah terlihat nyata. Menurut data dari pemerintah Rusia, angka harapan hidup (AHH) laki-laki di Rusia hanya 68,04 tahun pada 2023, yang berarti 12 tahun lebih rendah dari perempuan. 

“Penurunan AHH laki-laki ini semakin terlihat. Sementara perang Rusia di Ukraina semakin memperparah kondisi. Diperkirakan AHH laki-laki di Rusia tahun ini sudah menurun hingga sedikit di atas 66 tahun,” terangnya, dikutip France24

Selama lebih dari 3 tahun terakhir, Rusia tidak pernah merilis banyaknya tentara yang berperang di Ukraina. Menurut estimasi sejumlah pihak, jumlah tentara yang tewas diperkirakan sudah menembus belasan ribu jiwa. 

Sementara, berdasarkan identifikasi dari BBC dan media independen Rusia, Mediazona, jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina setidaknya mencapai 111.387 jiwa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us