Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakistan dan Afghanistan Sepakati Perpanjangan Gencatan Senjata

tentara Pakistan di Karachi. (Wikimedia Commons/Voice of America)
tentara Pakistan di Karachi. (Wikimedia Commons/Voice of America)
Intinya sih...
  • Kedua negara sepakat bentuk sistem pengawasan gencatan senjata
  • Pakistan tuduh Afghanistan menampung kelompok teroris
  • Afghanistan tidak ingin berperang dengan Pakistan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Pakistan dan Afghanistan sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata setelah melalui serangkaian pembicaraan di Istanbul, Turki, pada Kamis (30/10/2025). Kedua negara sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata setidaknya seminggu kedepan.

Perundingan ini diselenggarakan sejak 25 hingga 30 Oktober, dipicu oleh meningkatnya ketegangan di perbatasan kedua negara. Kedua belah pihak dijadwalkan akan bertemu kembali pada 6 November di Istanbul untuk memfinalisasi detail implementasi kesepakatan damai, dilansir Al Jazeera.

1. Kedua negara sepakat bentuk sistem pengawasan gencatan senjata

Perpanjangan gencatan senjata ini adalah kelanjutan dari kesepakatan rapuh yang pertama kali dicapai di Doha, Qatar, pada 19 Oktober lalu. Rangkaian negosiasi ini dimediasi oleh Turki dan Qatar yang berupaya menjaga perdamaian di kawasan tersebut.

Pembicaraan di Istanbul sempat terhenti karena Pakistan dan Afghanistan gagal mencapai kesepakatan mengenai tuntutan utama Islamabad. Media Afghanistan menyalahkan Pakistan atas kegagalan tersebut k arena mengajukan tuntutan yang dinilai tidak masuk akal.

Namun, setelah negosiasi panjang, kedua negara setuju untuk membentuk mekanisme pemantauan gencatan senjata. Mekanisme ini diharapkan mampu memelihara perdamaian dan menjatuhkan hukuman bagi pihak mana pun yang melanggar ketentuan gencatan senjata.

"Negosiasi di Istanbul, yang merupakan proses kompleks, diakhiri dengan kesepakatan bahwa kedua belah pihak akan bertemu lagi dan membahas isu-isu yang tersisa,” ungkap Juru Bicara Emirat Islam Afghanistan, Zabihullah Mujahid, dilansir NDTV

2. Pakistan tuduh Afghanistan menampung kelompok teroris

Pembicaraan ini digelar sebagai respons atas insiden baku tembak di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Dalam insiden tersebut, Pakistan mengklaim membunuh lebih dari 200 pasukan Afghanistan, sementara Taliban mengklaim menewaskan 58 tentara Pakistan. Ketegangan dipicu oleh kekhawatiran Pakistan akan kehadiran kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di Afghanistan.

Pakistan menuding Kabul menampung TTP di wilayah Afghanistan, di mana kelompok tersebut melancarkan serangan mematikan ke Pakistan. TTP dianggap Islamabad sebagai sumber utama ketegangan yang harus ditangani serius.

Oleh karena itu, Pakistan menuntut Afghanistan untuk menindak serius kelompok militan yang beroperasi dari wilayahnya. Namun, Kabul membantah telah menyediakan tempat aman bagi kelompok tersebut.

3. Afghanistan tidak ingin berperang dengan Pakistan

ilustrasi bendera Pakistan. (unsplash.com/emaliikhokhar)
ilustrasi bendera Pakistan. (unsplash.com/emaliikhokhar)

Di tengah kesepakatan gencatan senjata, Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani sempat melontarkan peringatan keras kepada Pakistan. Haqqani memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap Afghanistan adalah kesalahan besar yang bisa sangat merugikan Pakistan.

Haqqani menekankan bahwa kesabaran yang ditunjukkan oleh Kabul tidak boleh dianggap sebagai kelemahan. Ia memperingatkan, jika kesabaran Afghanistan kembali diuji, respons yang diberikan akan sangat menghancurkan.

"Afghanistan tidak ingin berperang. Namun, mempertahankan wilayah adalah salah satu prioritas kami," kata Haqqani, dilansir DW.

Terlepas dari adanya gencatan senjata, perbatasan sepanjang 2.600 kilometer antara kedua negara masih ditutup selama lebih dari dua minggu. Penutupan ini telah mengganggu arus perdagangan, sehingga merugikan kedua negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Ignasius Jonan Bersedia bila Prabowo Beri Tugas untuk Mengabdi ke Negara

04 Nov 2025, 11:19 WIBNews