Pakistan Sita Narkoba Senilai Rp16 Triliun di Laut Arab

- PNS Yarmook sita sabu dan kokain senilai Rp16,1 triliun dari dua kapal di Laut Arab
- Angkatan Laut Pakistan menegaskan komitmennya terhadap keamanan maritim global
- PNS Yarmook mendapat pengakuan global atas profesionalisme dalam operasi antinarkotika terbesar dalam sejarah CMF
Jakarta, IDN Times – Angkatan Laut Pakistan bersama Pasukan Maritim Gabungan (CMF), aliansi maritim 47 negara yang dipimpin Arab Saudi, berhasil menyita narkotika senilai lebih dari 972 juta dolar AS (setara Rp16,1 triliun) dari dua kapal di Laut Arab pada Sabtu (18/10/2025). CMF bertanggung jawab atas pengawasan wilayah seluas 3,2 juta mil persegi, mencakup jalur pelayaran utama dunia.
Operasi gabungan bernama Al Masmak dimulai pada Kamis (16/10/2025) dan melibatkan angkatan laut dari Pakistan, Prancis, Spanyol, serta Amerika Serikat.
“Keberhasilan operasi terfokus ini menyoroti pentingnya kolaborasi multinasional,” kata Komodor Fahad Aljoiad dari Angkatan Laut Kerajaan Arab Saudi, yang memimpin Satuan Tugas Gabungan (CTF) 150 CMF, dikutip dari Al Jazeera.
CTF 150 dibentuk untuk menghentikan kelompok non-negara yang mengangkut barang ilegal di Samudra Hindia, Laut Arab, dan Teluk Oman. Keberhasilan ini menandai konsistensi CMF dalam menjaga keamanan maritim global.
1. PNS Yarmook sita sabu dan kokain dari dua kapal
Kapal Angkatan Laut Pakistan PNS Yarmook berhasil mencegat dua kapal layar tradisional, dikenal sebagai dhow, dalam kurun waktu 48 jam. Kedua kapal itu tidak terdaftar di negara mana pun, tidak menyalakan Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), dan tidak memiliki tanda pengenal yang jelas. Barang bukti yang ditemukan diuji langsung di atas kapal sebelum dimusnahkan untuk mencegah peredaran kembali.
Dilansir dari Dawn, tim PNS Yarmook menyita lebih dari dua ton sabu-sabu (ICE) dari dhow pertama dengan nilai jual 822,4 juta dolar AS (setara Rp13,6 triliun). Dalam waktu kurang dari dua hari, mereka memeriksa kapal kedua dan menemukan 350 kilogram sabu senilai 140 juta dolar AS (setara Rp2,3 triliun) serta 50 kilogram kokain senilai 10 juta dolar AS (setara Rp165,7 miliar). Total penyitaan mencapai lebih dari 972 juta dolar AS, menjadikannya salah satu operasi antinarkotika terbesar dalam sejarah CMF.
2. Pakistan tegaskan komitmen terhadap keamanan maritim

Angkatan Laut Pakistan menegaskan dedikasinya dalam menjaga keamanan laut dan memerangi peredaran narkotika global. Melalui operasi yang dipimpin PNS Yarmook, Pakistan menunjukkan perannya sebagai mitra penting dalam stabilitas kawasan Samudra Hindia dan kerja sama multinasional di bawah CMF.
Laksamana Naveed Ashraf, Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan, memberikan apresiasi atas keberhasilan tim dalam misi tersebut.
“Angkatan Laut Pakistan tetap teguh dalam misinya untuk menjaga kepentingan maritim nasional sambil berkontribusi pada kebaikan bersama global melalui kerja sama dan upaya keamanan maritim yang terkoordinasi,” katanya, dikutip dari Geo TV.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan Arab Saudi melalui CTF 150 akan mempererat hubungan pertahanan dan memperluas cakupan keamanan laut di wilayah itu.
3. PNS Yarmook dapat pengakuan global atas profesionalisme
Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, menyebut keberhasilan misi ini sebagai simbol kebanggaan nasional, keunggulan profesional, serta komitmen tak tergoyahkan Angkatan Laut terhadap keamanan dan perdamaian regional. US Central Command juga menyampaikan ucapan selamat melalui platform X kepada CMF atas keberhasilan operasi tersebut.
PNS Yarmook sendiri merupakan kapal multifungsi yang mulai beroperasi pada Desember 2020. Kapal ini dilengkapi sistem perang elektronik, antipesawat, dan antikapal, serta mampu menjalankan misi drone jarak jauh. Pada Juli 2024, kapal tersebut mengamankan pelayaran kapal dagang menuju pelabuhan Pakistan, sementara pada Maret 2023, PNS Yarmook menyelamatkan delapan nelayan Iran dari kapal yang terbakar.


















