Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malaysia Jadi Juru Damai Pakistan-Afghanistan dalam Dialog di Qatar

ilustrasi bendera Malaysia (unsplash.com/Putra Mahirudin)
ilustrasi bendera Malaysia (unsplash.com/Putra Mahirudin)
Intinya sih...
  • Malaysia menjadi mediator dalam dialog Pakistan-Afghanistan di Qatar
  • Ketegangan dipicu serangan udara Pakistan yang menewaskan warga sipil di Afghanistan
  • Iran siap membantu mediasi konflik antara kedua negara tetangga tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pejabat tinggi Pakistan dan Afghanistan memulai pembicaraan di Qatar dalam upaya menurunkan ketegangan. Keduanya hampir sepekan bentrokan lintas batas yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil di kedua sisi perbatasan.

Langkah diplomatik ini dilakukan setelah Kabul menuduh Islamabad melanggar gencatan senjata 48 jam, yang menewaskan sedikitnya 10 orang akibat serangan udara Pakistan di wilayah perbatasan Afghanistan.

Menurut pejabat Taliban, perundingan berlangsung di Doha dengan tujuan mencegah eskalasi baru dan mencari solusi jangka panjang atas kekerasan yang terus berulang di perbatasan kedua negara.

1. Qatar tuan rumah, Malaysia mediator

ilustrasi bendera Qatar (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi bendera Qatar (pexels.com/Engin Akyurt)

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi Perdana Menteri Afghanistan, Hassan Akhund, telah memulai pembicaraan dan telah berbicara dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang disebut-sebut menjadi mediator dalam krisis ini.

"Diskusi memang sedang berlangsung," tulis Mujahid di platform X, yang menyebutkan kedua pemimpin menekankan pentingnya penyelesaian melalui cara diplomatik.

Dikutip dari Malay Mail, Senin (20/10/2025), Pemerintah Pakistan juga menyatakan pembicaraan tersebut bertujuan untuk mengakhiri aksi teror lintas batas yang berasal dari wilayah Afghanistan serta memulihkan perdamaian dan stabilitas di sepanjang perbatasan Pakistan–Afghanistan.

Delegasi Pakistan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Khawaja Asif dan Kepala Intelijen Jenderal Asim Malik, sementara pihak Afghanistan diwakili oleh Menteri Pertahanan Mohammad Yaqoob.

2. Ketegangan dipicu serangan udara

Ilustrasi Taliban (Pixabay/Amber Clay)
Ilustrasi Taliban (Pixabay/Amber Clay)

Sumber keamanan di Islamabad mengatakan, serangan udara terbaru Pakistan menargetkan kelompok militan yang terkait dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), sebagai balasan atas serangan terhadap pasukan paramiliter Pakistan.

Namun, Afghanistan menuduh Pakistan menyerang tiga lokasi di provinsi Paktika pada Jumat malam, yang menewaskan 10 warga sipil, termasuk dua anak-anak dan tiga pemain kriket.

Rumah sakit setempat melaporkan sedikitnya 12 orang terluka akibat serangan tersebut. Zabihullah Mujahid menyebut pasukan Taliban telah diperintahkan untuk menahan diri demi menjaga martabat tim negosiasi yang sedang berunding.

"Untuk saat ini, situasi mulai kembali normal, tetapi masyarakat masih diliputi ketakutan," ujar Saadullah Torjan, seorang pejabat di Spin Boldak, wilayah selatan Afghanistan.

3. Iran siap bantu mediasi

bendera Iran (Pexels.com/Engin Akyurt)
bendera Iran (Pexels.com/Engin Akyurt)

Di tengah meningkatnya ketegangan, Iran menyatakan kesediaannya untuk membantu menengahi konflik antara kedua negara tetangganya itu. Dalam pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Iran dan Afghanistan, Teheran memperingatkan konflik ini dapat mengancam stabilitas kawasan, seperti dikutip IRNA.

Bentrokan antara kedua negara meletus pada 11 Oktober, hanya beberapa hari setelah ledakan mengguncang Kabul di tengah kunjungan bersejarah Menteri Luar Negeri Taliban ke India.

Pertemuan di Doha diharapkan dapat membuka jalan menuju gencatan senjata yang lebih permanen dan mencegah terulangnya kekerasan di perbatasan Pakistan–Afghanistan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Setahun Prabowo-Gibran, IM57 Beri Nilai 6 Untuk Pemberantasan Korupsi

20 Okt 2025, 09:45 WIBNews