Pasukan Guatemala-El Salvador Bantu Perangi Geng di Haiti

- 75 pasukan keamanan dari Guatemala tiba di Haiti untuk melawan geng kriminal.
- Kedatangan pasukan ini disambut oleh komandan Kenya Godfrey Otunge yang memimpin misi tersebut.
- Misi melawan geng kriminal didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dipimpin oleh Kenya, dengan dukungan dari Guatemala dan El Salvador.
Jakarta, IDN Times - Sekitar 75 pasukan keamanan dari Guatemala tiba di Haiti pada Sabtu (4/1/2025). Sehari sebelumnya kontingen pasukan keamanan dari Guatemala dan El Salvador juga tiba di negara itu.
Petugas asing datang ke Haiti dalam misi internasional untuk membantu melawan geng-geng kriminal. Pasukan dari Kenya, Jmaika, dan Belize sudah lebih dulu hadir, dan Bahama, Bangladesh, Barbados, Benin, dan Chad telah menjanjikan personel, tapi belum jelas kapan akan dikerahkan.
1. Pasukan untuk melawan geng kriminal semakin kuat

Kedatangan 75 petugas keamanan dari Guatemala disambut di Bandara Internasional Toussaint Louverture di Port-au-Prince oleh komandan Kenya Godfrey Otunge, yang memimpin misi tersebut.
"Geng-geng itu hanya punya dua pilihan: menyerah, meletakkan senjata, dan menghadapi keadilan, atau menghadapi kami di lapangan. Dengan bergabungnya pasukan Guatemala dan El Salvador, geng-geng itu tidak akan punya tempat untuk bersembunyi. Kami akan membasmi mereka dari daerah wilayah mereka," kata Otunge dalam upacara penyambutan.
Kontingen berukuran serupa dari Guatemala dan sejumlah kecil pasukan dari El Salvador juga telah tiba pada Jumat (3/1/2025). Mereka melakukan perjalanan dengan pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dan disambut pada Jumat oleh pejabat tinggi Haiti dan Duta Besar AS Dennis Hankins.
Misi melawan geng kriminal didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dipimpin oleh Kenya, yang mengerahkan hampir 400 polisi pada pertengahan 2024, jauh dari 1.000 petugas yang dijanjikan. Polisi tersebut bekerja sama dengan 24 personel Jamaika dan dua perwira senior dari Belize.
2. Guatemala dan El Salvador telah berjanji mengirim pasukan

Presiden Guatemala Bernardo Arevalo telah berjanji untuk mengirim 150 pasukan untuk membantu Haiti pada September, tiga bulan setelah berjanji dalam sebuah surat kepada PBB bahwa sebuah kontingen akan dikerahkan.
Pada Agustus, El Salvador menjanjikan 78 tentara untuk operasi evakuasi medis serta tiga helikopter untuk dikerahkan ke tetangganya itu. Kedatangan itu sangat diperlukan dalam menghadapi medan pegunungan dan jalan raya yang dipenuhi pos pemeriksaan yang dikuasai geng.
Presiden El Salvador Nayib Bukele memperoleh kepopuleran atas tindakan kerasnya terhadap geng kejahatan di negaranya, dengan menerapkan penggunaan pengadilan massal dan pembangunan penjara besar. Bukele menyatakan ia akan mampu memperbaiki Haiti dan bahwa geng-gengnya harus dimusnahkan.
3. Geng-geng di Haiti telah menguasai ibu kota

Misi yang didukung PBB di Haiti masih gagal mencegah geng-geng memperluas wilayah kekuasaan dan melakukan sejumlah pembantaian. Tingkat kekerasan meningkat drastis pada bulan-bulan terakhir 2024, yang menyebabkan ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Serangan geng terkoordinasi terhadap penjara, kantor polisi, dan bandara internasional utama telah meningkat di Haiti sejak pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise pada 2021. Saat ini sekitar 85 persen wilayah ibu kota dikuasa geng kriminal.
Serangan terbaru ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang berkumpul pada Natal untuk menghadiri pembukaan kembali rumah sakit umum terbesar di Haiti, yang ditutup setelah diserang oleh geng-geng. Dua wartawan yang meliput acara tersebut dan seorang polisi tewas.