Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasukan Israel Tembak Mati 2 Warga Palestina di Tepi Barat

ilustrasi tank-tank Israel di Tepi Barat (Aokiji Sama, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)
ilustrasi tank-tank Israel di Tepi Barat (Aokiji Sama, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Militer Israel klaim para korban serang tentara
  • Lebih dari 1.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Tepi Barat sejak Oktober 2023
  • Israel setujui pembangunan 19 permukiman baru di Tepi Barat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina di provinsi Jenin, Tepi Barat yang diduduki, pada Sabtu (20/12/2025). Salah satu korban masih remaja.

Dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Rayyan Abdel Qader, anak laki-laki berusia 16 tahun, ditembak saat pasukan Israel menyerbu kota Qabatiya. Sementara itu, korban kedua, Ahmad Zayoud yang berusia 22 tahun, dibunuh di Silat al-Harithiya, sebelah barat Jenin. Keduanya mengalami luka tembak di bagian dada.

Rekaman kamera CCTV menunjukkan Abdel Qader ditembak dari jarak dekat saat berjalan menuju arah rumahnya. Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel sempat menghalangi tim darurat untuk menolongnya, sehingga ia akhirnya meninggal akibat kehabisan darah. Mereka kemudian menahan jenazahnya.

Kementerian menyebutkan, seorang anak laki-laki lainnya yang berusia 15 tahun juga mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

1. Militer Israel klaim para korban serang tentara

Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim bahwa penembakan terjadi lantaran para korban menyerang pasukan mereka. Abdel Qader disebut melemparkan balok ke arah tentara, sementara Zayoud melemparkan bahan peledak. Pihaknya menyebut tidak ada tentara yang terluka dalam insiden tersebut.

Sementara itu, keluarga Abdel Qader mengaku sama sekali tidak mengetahui apa yang telah terjadi.

“Ini benar-benar bagian dari penderitaan yang harus ditanggung oleh keluarga-keluarga tersebut, melihat video seperti itu, yang menunjukkan betapa kecilnya perhatian tentara Israel terhadap kehidupan warga Palestina,” kata jurnalis Al Jazeera, Nida Ibrahim.

2. Lebih dari 1.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Tepi Barat sejak Oktober 2023

Serangan militer dan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki semakin brutal sejak meletusnya perang di Gaza pada Oktober 2023. Korban tewas mencapai 1.101 orang, termasuk 229 anak-anak.

Selama periode tersebut, otoritas Israel juga telah menangkap hampir 21 ribu warga Palestina. Hingga 1 Desember, tercatat ada sekitar 9.300 tahanan Palestina yang mendekam di penjara Israel, dengan lebih dari sepertiga dari mereka ditahan tanpa tuduhan. Mereka secara rutin disiksa, dilecehkan secara seksual dan bahkan dibunuh dalam tahanan.

Serangan pemukim Israel juga semakin parah dalam beberapa bulan terakhir. Selama panen zaitun pada Oktober lalu, para pemukim melancarkan rata-rata delapan serangan setiap hari, jumlah tertinggi sejak Kantor Urusan Kemanusiaan PBB mulai melakukan pencatatan pada 2006. Serangan-serangan ini berlanjut pada bulan berikutnya, dengan PBB mencatat sedikitnya 136 serangan tambahan hingga 24 November, dilansir dari The Guardian.

3. Israel setujui pembangunan 19 permukiman baru di Tepi Barat

Pada Minggu (21/12/2025), pemerintah Israel menyetujui pembangunan 19 permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki. Menteri Keuangan Israel dari sayap kanan ekstrem, Bezalel Smotrich, menyatakan bahwa keputusan terbaru ini menjadikan total permukiman yang disetujui dalam 3 tahun terakhir menjadi 69, sebuah rekor baru.

Dilansir dari BBC, Arab Saudi mengecam tindakan tersebut. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga menyatakan bahwa perluasan pemukiman Israel yang terus berlanjut memicu ketegangan, membatasi akses warga Palestina terhadap wilayah mereka, dan mengancam kelangsungan negara Palestina yang berdaulat.

Permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dianggap ilegal menurut hukum internasional. Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah memperingatkan Israel bahwa negara itu akan kehilangan seluruh dukungan dari Washington jika perluasan permukiman terus berlanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Ribuan Petani Eropa Demo di Belgia Tolak Kesepakatan Mercosur

23 Des 2025, 07:06 WIBNews