Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Paus Sebut LGBTQ Bukan Kejahatan: Kita Semua Anak Tuhan

Ilustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/Osservatore Romano/Handout via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus mengkritik undang-undang yang mendiskriminasi homoseksualitas, dengan mengatakan bahwa Tuhan mencintai semua umat-Nya sebagaimana adanya. Dia juga meminta para uskup Katolik yang mendukung undang-undang tersebut untuk menyambut kelompok LGBTQ ke dalam gereja.

“Menjadi homoseksual bukanlah sebuah kejahatan,” kata Fransiskus pada Selasa (24/1/2023) dikutip dari AP.

Fransiskus mengakui bahwa para uskup Katolik di beberapa bagian dunia mendukung undang-undang yang mengkriminalisasi homoseksualitas atau mendiskriminasi komunitas LGBTQ, dan dia sendiri menyebut masalah ini sebagai "dosa".

1. Paus minta para uskup Katolik lebih menghormati LGBTQ

Paus Fransiskus. (ANTARA FOTO/Reuters-Kim Kyung Hoon)

Namun, dia mengaitkan sikap itu dengan latar belakang budaya, dan mengatakan para uskup perlu menjalani proses perubahan untuk mengakui martabat setiap orang.

“Para uskup ini harus memiliki proses pertobatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka harus mengilhami sikap kelembutan Tuhan dan kebaikan yang Dia berikan kepada umat.

Sebagai informasi, sekitar 67 negara atau yurisdiksi di seluruh dunia mengkriminalkan aktivitas seksual sesama jenis, dengan 11 di antaranya dapat atau memang menjatuhkan hukuman mati, menurut The Human Dignity Trust.

Para ahli mengatakan, meskipun undang-undang tidak ditegakkan, kebijakan tersebut dapat berkontribusi terhadap pelecehan, stigmatisasi, dan kekerasan terhadap orang-orang LGBTQ.

2. Paus sebut LGBTQ bagian dari "Anak Tuhan"

Ilustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/REUTERS/Max Rossi)

Paus kemudian mengutip Katekismus Gereja Katolik, dengan mengatakan bahwa kaum gay harus disambut dan dihormati, dan tidak boleh dipinggirkan atau didiskriminasi.

“Kita semua adalah anak-anak Tuhan, dan Tuhan mencintai kita apa adanya dan untuk kekuatan kita masing-masing berjuang untuk martabat kita,” kata Paus.

“(Undang-undang anti-LGBTQ) tidak adil. (Gereja) harus melakukan itu (mengakhirinya),” sambungnya.

Hukum semacam itu di Afrika dan Timur Tengah dan berasal dari masa kolonial Inggris atau diilhami oleh hukum Islam.

3. Menjadi LGBTQ bukan kejahatan, tapi dosa

ilustrasi LGBTQ (pexels.com/Sharon McCutcheon)

Kemudian, dia juga mengatakan bahwa perlu ada perbedaan antara kejahatan dan dosa sehubungan dengan homoseksualitas.

“Menjadi homoseksual bukanlah kejahatan. Itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa. Baik, tapi pertama-tama mari kita bedakan antara dosa dan kejahatan. Ini juga merupakan dosa untuk tidak beramal satu sama lain," terang Paus.

Ajaran Katolik berpendapat bahwa kaum homoseksual harus diperlakukan dengan hormat, tindakan homoseksual secara intrinsik tidak teratur. Fransiskus tidak mengubah ajaran itu, tetapi dia telah menjangkau komunitas LGBTQ sebagai ciri khas kepausannya.

Dimulai dengan deklarasinya yang terkenal pada tahun 2013, “siapakah saya untuk menilai?” jawab dia ketika ditanya tentang seorang pendeta yang konon gay. Fransiskus juga telah berulang kali melayani komunitas gay dan trans secara terbuka, dikutip dari Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us