Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Gaza Utara Hampir Tidak Dapat Bantuan Lebih dari 40 Hari

Ilustrasi bendera PBB. (Pixabay.com/padrinan)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kondisi wilayah Gaza utara sangat memprihatinkan karena hampir tidak ada bantuan selama lebih dari 40 hari. Semua pengiriman bantuan ke Beit Hanoun, Beit Lahia, dan Jabalia telah ditolak atau dihambat Israel.

Wilayah Gaza utara telah dikepung oleh Israel selama beberapa minggu. Serangan itu menyebabkan ratusan orang terbunuh dan 100 ribu hingga 130 ribu lainnya mengungsi ke Kota Gaza, yang kekurangan tempat berlindung, air, dan layanan kesehatan.

1. Warga di Gaza utara menghadapi kelaparan

Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Juru bicara PBB Stephane Dujarric, yang menerima laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan 27 dari 31 misi pengiriman bantuan ke Gaza utara ditolak. Empat misi lainnya terhambat parah, yang berarti tidak dapat menyelesaikan pengiriman.

"Yang jelas, semua upaya PBB untuk mendukung masyarakat di wilayah terkepung di Gaza Utara telah ditolak atau dihalangi," katanya pada Selasa (19/11/2024), dikutip dari Anadolu agency.

Dujarric menyampaikan bahwa komite menilai sebagian Gaza utara menghadapi risiko kelaparan yang mengancam jiwa. Untuk mengatasi masalah itu diperlukan tindakan segera dalam hitungan hari.

Pengiriman bantuan yang terhambat membuat dapur umum harus ditutup, dukungan gizi dihentikan, dan pengisian bahan bakar serta fasilitas sanitasi terhenti sepenuhnya.

Cogat, badan militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan kemanusiaan di Gaza, mengatakan 472 truk bantuan telah memasuki Gaza utara melalui Erez Barat hingga 17 November. Lembaga itu juga menyampaikan akan terus bekerja sama dengan mitra internasional agar dapat memfasilitasi bantuan untuk penduduk sipil Gaza.

2. Rumah sakit membutuhkan bantuan

Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash.com/Martha Dominguez de Gouveia)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memimpin misi ke rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahia pada Minggu (17/11/2024), untuk memindahkan 17 pasien, tiga anak tanpa pendamping, dan 22 perawat ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza. WHO juga berhasil memberikan bantuan 10 ribu liter bahan bakar, dilansir dari BBC.

Namun, Dujarric mengatakan para pekerja bantuan terpaksa menurunkan semua bantuan makanan dan sebagian perlengkapan medis. Hal itu karena Israel memaksa menurunkan muatan di sebuah pos pemeriksaan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, ada 85 pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut dengan tingkat perawatan kesehatan seadanya. Selain itu, rumah sakit butuh makanan untuk anak-anak dan susu formula bayi guna merawat kasus kekurangan gizi yang terus meningkat.

Sebanyak 17 anak telah dibawa ke ruang gawat darurat dengan tanda-tanda kekurangan gizi dan seorang pria lanjut usia meninggal dunia karena mengalami dehidrasi parah.

3. AS memveto resolusi gencatan senjata

Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas di Gaza telah didukung 14 anggota Dewan Keamanan, tapi Amerika Serikat memveto resolusi tersebut, dan menyerukan pembebasan segera sandera yang ditawan Hamas sebagai bagian gencatan senjata.

Resolusi itu menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen yang harus dihormati oleh semua pihak, dan selanjutnya menegaskan kembali tuntutannya untuk membebaskan para tahan tanpa syarat.

Israel mengatakan tawaran gencatan tersebut ntuk menenangkan Hamas, tapi Prancis mengatakan resolusi dengan sangat tegas mengharuskan pembebasan para sandera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us