Pemimpin Oposisi Venezuela Ditangkap

- Maria Corina Machado ditangkap oleh pasukan keamanan Venezuela sehari sebelum pelantikan Presiden Nicolas Maduro.
- Pemerintah membantah penangkapan Machado, namun kelompok oposisi menyatakan bahwa dia telah dibebaskan setelah tiga jam ditahan.
- Penangkapan tersebut memicu gelombang protes anti-pemerintah di Venezuela yang berujung pada tindakan represif dari pemerintahan Maduro.
Jakarta, IDN Times - Akun media sosial kelompok oposisi Venezuela Comando Con Venezuela, mengatakan bahwa pemimpinnya, Maria Corina Machado, telah ditangkap sehari sebelum Presiden Nicolas Maduro dilantik. Penangkapan terjadi pada Kamis (9/1/2025), ketika pasukan keamanan mencegat konvoi sepeda motor yang membawa Machado.
Machado telah bersembunyi selama berbulan-bulan lalu muncul kembali di depan publik sebagai bagian upaya terakhir menghalangi Maduro mempertahankan kekuasaannya.
Di sisi lain, pemerintah membantah telah menahan pemimpin oposisi tersebut. Menteri Dalam Negeri Diodado Cabello menuduh oposisi berbohong mengatakan telah menangkap Machado untuk publisitas.
1. Machado serukan agar tidak takut
Machado memberikan pidato dalam rapat umum yang dihadiri para pendukungnya. Namun setelah itu, rombongannya dicegat dengan kasar lalu Machado ditangkap oleh pasukan keamanan,.
"Mereka ingin kita saling bertarung, tetapi Venezuela bersatu, kita tidak takut," kata Machado di rapat umum sebelum kemudian ditangkap.
Machado adalah mantan anggota parlemen garis keras yang bertahan dan berjuang melawan Maduro. Banyak sekutunya yang melarikan diri, bergabung dengan eksodus sekitar 7 juta orang yang meninggalkan negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Penangkapan yang mengejutkan itu memicu seruan dari pemerintahan dan pemimpin Amerika Latin agar Machado dibebaskan.
2. Motor Machado ditembaki pasukan pemerintah
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar tiga jam setelah penangkapan, para pendukung Machado mengatakan bahwa dia telah dibebaskan. Machado disebut dibawa pergi dengan paksa dan juga dipaksa merekam sejumlah video.
"Pejabat rezim menembaki sepeda motor yang mengangkutnya," kata pembantu Machado, dikutip The Guardian.
Jurnalis terkemuka Venezuela, Carla Angola, mengatakan bahwa rezim pemerintah Maduro menculik Machado.
Kemunculan Machado dari tempat persembunyiannya adalah untuk memimpin unjuk rasa memprotes pengambilan sumpah Presiden Maduro yang disebut otoriter. Dia berada di atas truk, di tengah para demonstran, sambil meneriakkan seruan "Kami tidak takut."
3. Peserta protes tidak sebanyak sebelumnya

Gelombang protes anti-pemerintah di Venezuela meletus setelah pemilu 28 Juli 2024. Otoritas pemilu Venezuela menyatakan Maduro sebagai pemenang tanpa merilis rincian penghitungan suara.
Dilansir Al Jazeera, oposisi menyebut hasil itu curang. Menurut dokumentasi oposisi, kandidat mereka yakni Edmundo Gonzalez yang didung Machado, adalah pemenang yang sah.
Para kritikus menilai bahwa pemerintahan Maduro menanggapi protes itu dengan tindakan represif. Lebih dari 2.000 orang ditangkap dan diperkirakan 25 orang tewas.
Protes pada Kamis (9/1/2025), adalah rangkaian protes anti-pemerintah tersebut. Protes dihadiri oleh banyak warga pendukung oposisi. Mereka memblokir jalan raya utama. Namun peserta protes tidak sebanyak sebelumnya karena dinilai ada rasa takut ditangkap.