Pemimpin Partai Kristen Lebanon Desak Pelucutan Senjata Hizbullah

- Pemimpin partai Kristen Lebanon, Samir Geagea, mendesak Hizbullah untuk melepaskan senjata demi mengakhiri perang dan menyelamatkan Lebanon.
- Geagea menolak penggunaan kekuatan militer Lebanon untuk melucuti Hizbullah, meminta implementasi kesepakatan lokal dan resolusi internasional.
- Hizbullah menolak tuntutan pelucutan senjata, sementara Israel terus melancarkan serangan di Lebanon selatan.
Jakarta, IDN Times - Pemimpin partai Kristen terbesar Lebanon, Samir Geagea, mendesak kelompok Hizbullah untuk segera menanggalkan senjata mereka. Seruan ini disampaikan di tengah eskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel yang telah berlangsung setahun terakhir.
Pernyataan tersebut disampaikan Geagea dari kediaman dan markas partainya di Maarab, utara Beirut, pada Kamis (14/11/2024).Saat ini, Israel sedang melancarkan gelombang serangan ke berbagai wilayah kekuasaan Hizbullah.
Menurut Geagea, pelepasan senjata oleh Hizbullah adalah cara tercepat untuk mengakhiri perang dan menyelamatkan Lebanon dari kehancuran. Ia menyatakan bahwa kehancuran infrastruktur Hizbullah akan berdampak besar bagi Lebanon.
"Hancurnya seluruh infrastruktur dan gudang Hizbullah mengakibatkan sebagian besar Lebanon juga ikut hancur. Itulah harganya," ujar Geagea, dilansir Reuters.
1. Geagea mendukung pelucutan senjata tanpa kekerasan
Meski mendesak pelucutan senjata Hizbullah, Geagea menentang penggunaan kekuatan militer Lebanon untuk melucuti kelompok tersebut. Ia menyatakan bahwa partainya tidak menginginkan adanya perang saudara di Lebanon.
Geagea mendesak Hizbullah dan pemerintah Lebanon untuk segera mengimplementasikan kesepakatan lokal dan resolusi internasional. Kesepakatan tersebut mengatur pembubaran faksi-faksi bersenjata yang berada di luar kendali negara.
Para kritikus seperti Geagea menyebut Hizbullah secara sepihak telah menarik Lebanon ke dalam pusaran perang. Hal ini bermula ketika kelompok tersebut mulai menembaki Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Saat ini, upaya perdamaian mengacu pada Resolusi PBB 1701 yang pernah berhasil menghentikan perang Hizbullah-Israel pada 2006. Namun situasinya kini berbeda. Israel bersikeras untuk tetap menyerang Hizbullah meski ada kesepakatan gencatan senjata.
2. Hizbullah tolak serahkan senjatanya
Menanggapi desakan tersebut, Hizbullah dengan tegas menolak tuntutan pelucutan senjata. Kelompok ini mengklaim sedang membela Lebanon dari agresi Israel dan bersumpah akan terus bertempur.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari mengklaim bahwa Israel telah menghancurkan sebagian besar lokasi produksi dan gudang senjata Hizbullah di Beirut.
IDF juga menegaskan akan menyerang setiap upaya pengiriman senjata dari Suriah ke Hizbullah. Mereka mengaku telah menemukan bukti bahwa roket dan senjata yang Hizbullah gunakan untuk menyerang Israel berasal dari Suriah.
Dilansir Jerusalem Post, angkatan udara Israel juga melaporkan serangan intensif ke sejumlah lokasi di selatan Beirut sejak Kamis pagi hingga malam. IDF menyatakan sebagian besar target berada di area sipil. Menurut mereka, ini membuktikan bahwa Hizbullah secara sengaja menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia
3. Perkembangan konflik Israel-Lebanon
Lebih dari 1,2 juta warga Lebanon terpaksa mengungsi akibat konflik yang terus memanas. Mereka meninggalkan Lebanon selatan, lembah Bekaa timur, dan wilayah selatan Beirut yang menjadi sasaran serangan Israel.
Pasukan Israel semakin gencar melancarkan serangan ke Lebanon selatan. Mereka bahkan menghancurkan desa-desa perbatasan dengan memasang dan meledakkan bahan peledak di seluruh wilayah tersebut.
Dalam sepekan terakhir angkatan udara Israel mengklaim telah menghancurkan lebih dari 140 peluncur roket milik Hizbullah yang berlokasi di Lebanon selatan. Salah satu peluncur roket tersebut digunakan untuk menyerang wilayah Galilea Barat dan Israel tengah dalam beberapa hari terakhir.
Militer Israel juga melaporkan bahwa dalam sepekan terakhir, sebanyak 200 pejuang Hizbullah tewas dalam pertempuran. Sementara itu, Hizbullah menyatakan telah berhasil mempertahankan Lebanon selatan dari serangan Israel. Namun menurut Geagea, Israel memang tidak berniat menduduki wilayah tersebut dan hanya melakukan serangan singkat.