Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penembakan Brutal Tewaskan 12 Orang di Arena Sabung Ayam Ekuador

ilustrasi sabung ayam (pexels.com/Jeffry S.S)

Jakarta, IDN Times – Penembakan massal terjadi di tengah sabung ayam di Ekuador, menewaskan 12 orang dan melukai beberapa lainnya.

Insiden mengerikan ini berlangsung di komunitas pedesaan La Valencia, provinsi Manabí, pada Kamis (17/4/2025) malam waktu setempat. Polisi telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam serangan bersenjata itu.

Menurut polisi, para pelaku mengenakan seragam tiruan militer saat menyerang arena yang dipenuhi penonton.

“Kami mencatat 12 orang yang tewas akibat serangan bersenjata oleh kelompok kriminal,” kata Kolonel Renan Miller Rivera, dikutip dari CBS News, Minggu (20/4).

1. Polisi temukan senjata, mobil terbakar, dan seragam militer tiruan

ilustrasi sabung ayam (pexels.com/Anna Kapustina)

Usai kejadian, polisi menemukan dua mobil yang ditinggalkan di jalan raya terdekat dengan kondisi satu terbakar dan satu lagi terguling. Di lokasi penggerebekan, aparat juga menyita delapan senapan, empat pistol, tiga senapan laras panjang, serta perlengkapan taktis seperti helm balistik dan sarung tangan. Beberapa barang bukti ditemukan tersembunyi di bawah karung dan ranting pohon.

Empat orang yang ditangkap termasuk satu sosok yang dikategorikan sebagai “target bernilai menengah”. Polisi meyakini para pelaku adalah bagian dari kelompok kriminal terorganisir bernama “Los R7”. Serangan ini diduga berkaitan dengan perebutan wilayah kekuasaan antar geng.

Rekaman kamera pengawas memperlihatkan lima pria bersenjata otomatis masuk ke arena sabung ayam dan langsung menembaki kerumunan. Aksi tersebut turut memunculkan kekhawatiran baru terhadap lonjakan kekerasan di kawasan pedesaan.

2. Geng kriminal bersenjata kuasai jalur kokain lewat pelabuhan Ekuador

Serangan brutal ini menjadi bagian dari kekerasan yang meluas akibat perebutan jalur distribusi narkoba di Ekuador. Negara ini dihuni sekitar 20 geng kriminal aktif yang terlibat dalam penyelundupan narkoba, penculikan, dan pemerasan. Beberapa kelompok seperti “Los Freddy Kruegers”, “Los Choneros”, hingga “Los Lobos” bahkan masuk daftar buruan Amerika Serikat.

Ekuador berada di jalur transit strategis antara dua negara produsen kokain utama dunia: Kolombia dan Peru. Sekitar 73 persen kokain global disebut melewati pelabuhan-pelabuhan negara ini sebelum dikirim ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pemerintah terus berupaya menekan arus perdagangan gelap yang masuk lewat kontainer pelabuhan.

Presiden Daniel Noboa pernah mengusulkan pengerahan pasukan asing, termasuk militer AS, untuk membantu memerangi kekerasan yang didalangi kartel transnasional. Pemerintah menyebut pengaruh kelompok luar memperparah konflik geng di dalam negeri.

3. Kekerasan meningkat, Presiden Noboa perpanjang status darurat

Dilansir dari BBC, pada Januari lalu Ekuador mencatat 781 kasus pembunuhan merupakan jumlah tertinggi dalam satu bulan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar kasus berkaitan langsung dengan perebutan jalur distribusi narkoba oleh geng bersenjata.

Presiden Noboa, yang baru saja terpilih untuk masa jabatan kedua, terus mendorong kebijakan keamanan yang lebih keras. Ia memperpanjang status darurat di sejumlah wilayah dan mengusulkan reformasi hukum agar pasukan asing bisa ikut diberi kewenangan di dalam negeri.

Tokoh kriminal seperti José Adolfo Macías alias “Fito” dari “Los Choneros” dan Carlos D alias “El Chino” dari “Los Lobos” telah dijatuhi sanksi dan tuduhan hukum oleh pemerintah AS. Mereka disebut berperan besar dalam jaringan penyelundupan kokain skala internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us