Perangi Kekerasan Geng, Trinidad dan Tobago Umumkan Darurat

- Pemerintah Trinidad dan Tobago umumkan keadaan darurat akibat serangkaian pembunuhan
- Kekerasan geng bersenjata di negara itu terus meningkat, dengan catatan tingkat pembunuhan tertinggi di Amerika Latin dan Karibia
- Penegakan keadaan darurat melibatkan penggeledahan tanpa surat perintah, penahanan tersangka hingga 48 jam, dan bantuan militer untuk menegakkan keamanan
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Trinidad dan Tobago mengumumkan keadaan darurat karena serangkaian pembunuhan yang terjadi. Presiden Christine Carla Kangaloo mengeluarkan deklarasi tersebut atas saran Perdana Menteri Keith Rowley pada Senin (30/12/2024).
Dengan pengumuman darurat itu, polisi dapat menggeledah orang dan tempat tanpa surat perintah. Mereka juga bisa menahan tersangka hingga 48 jam. Meski keadaan darurat diumumkan, tidak ada jam malam yang diberlakukan.
1. Sebagian besar pembunuhan terkait dengan kejahatan terorganisir
Trinidad dan Tobago adalah salah satu negara di Kepulauan Karibia. Kekerasan geng bersenjata di negara itu terus mengalami peningkatan.
Dilansir BBC, negara ini memiliki catatan sebagai salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di Amerika Latin dan Karibia. Rekor pembunuhan tahun ini lebih dari 620 kasus untuk populasi 1,5 juta orang.
Serangkaian pembunuhan disalahkan terhadap kejahatan terorganisir, yang di antaranya terkait dengan perdagangan narkoba internasional.
2. Pengumuman keadaan darurat tidak boleh dianggap enteng
Selama keadaan darurat diberlakukan, pemerintah tidak melarang pertemuan publik dan tidak akan menghalangi demonstrasi. Namun Jaksa Agung Stuart Young mengatakan bahwa keadaan darurat adalah sesuatu yang tidak boleh dianggap enteng.
Dilansir Al Jazeera, Young mengatakan bahwa peningkatan kekerasan selama akhir pekan yang terjadi di ibu kota Port of Spain, turut mendorong keadaan darurat tersebut.
"Anda mungkin ingat bahwa pada hari Sabtu, tepat setelah pukul 3 sore di luar kantor polisi Jalan Besson, terjadi penembakan dengan menggunakan senjata otomatis kaliber tinggi," katanya.
3. Sebanyak 61 pembunuhan terjadi di bulan Desember saja
Pada Sabtu (28/12/2024), tersangka pemimpin geng, Calvin Lee, tiba di kantor polisi untuk menandatangani jaminan. Ketika dia dan rombongan pergi, sekelompok orang bersenjata muncul dan menembaki rombongan tersebut, menyebabkan satu orang tewas.
Akibat kejadian itu, terjadi serangan pembalas di Laventille, pinggiran kota Port of Spain. Lima orang tewas dan serangan balasan lebih lanjut masih diantisipasi.
Dilansir CNN, Young menjelaskan bahwa selama Desember saja, telah terjadi 61 pembunuhan. Ini termasuk penembakan selama akhir pekan yang melibatkan senjata otomatis AK-47 dan AR-15.
Penggunaan senjata berkaliber tinggi itu, telah membuat kekerasan menjadi sangat memprihatinkan. Militer akan ikut membantu menegakkan keadaan darurat tersebut.
"Peluang untuk bertahan hidup sangat kecil karena kecepatan dan kaliber senjata ini. Ini menjadi perhatian utama bukan hanya bagi kami di Trinidad dan Tobago, tetapi juga di seluruh wilayah CARICOM," katanya, merujuk negara-negara di Karibia.