PM Prancis: Elon Musk Simbol Ancaman Kekacauan Dunia Baru

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Prancis François Bayrou, pada Selasa (14/1/2025), mengingatkan ancaman soal kekacauan dunia baru yang dianggap merusak keseimbangan internasional.
Ia menyinggung hubungan erat Elon Musk dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang dinilai dapat memperparah situasi.
Bayrou juga memperingatkan risiko baru dalam tatanan geopolitik yang didorong oleh kebijakan Trump, termasuk rencana kontroversi terkait wilayah kedaulatan seperti Greenland dan Terusan Panama.
1. Bayrou serukan keteguhan menghadapi gejolak global

Bayrou menyoroti figur seperti Musk sebagai simbol perubahan besar yang sulit dikendalikan. Ia menyebut perubahan ini membawa ancaman serius terhadap stabilitas internasional.
“Ada kekuatan global yang harus dihadapi dengan tegas,” ungkap Bayrou, sambil menyinggung kebijakan kontroversi Trump, dilansir dari The Guardian.
Bayrou mengingatkan Prancis untuk mengambil tindakan untuk melindungi identitas dan perannya di panggung internasional. Ia mengajak negaranya menunjukkan tekad menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
2. Soroti masalah dalam negeri Prancis
Di dalam negeri, Prancis menghadapi tantangan besar terkait reformasi pensiun yang memicu gelombang penolakan. Kebijakan ini mencakup kenaikan usia pensiun bertahap dari 62 menjadi 64 tahun.
Bayrou membuka peluang dialog dengan serikat pekerja dan kelompok pengusaha untuk mencari jalan tengah.
“Saya memutuskan untuk mengangkat kembali isu ini,” katanya.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika kesepakatan tidak tercapai, reformasi yang sudah disahkan pada 2023 tetap akan diberlakukan.
Selain itu, PM Prancis harus segera menyelesaikan penyusunan rencana anggaran 2025 yang tertunda. Dengan kondisi parlemen yang terpecah dan tanpa mayoritas, Bayrou menghadapi ancaman mosi tidak percaya, seperti yang menimpa pendahulunya Michel Barnier.
3. Utang publik dan upaya pengendalian kebijakan

Utang publik yang membengkak menjadi fokus perhatian Bayrou dalam pidatonya. Ia menggambarkan utang ini sebagai pedang Damocles yang mengancam masa depan jaminan sosial dan stabilitas ekonomi Prancis.
“Prancis belum pernah menghadapi tingkat utang seperti ini sejak perang,” kata Bayrou, dilansir dari Euro News.
Ia menekankan perlunya kebijakan pengendalian utang sebagai langkah utama dalam pemulihan ekonomi nasional.
Bayrou juga mengusulkan diskusi terkait representasi proporsional dalam pemilu legislatif dan pengaturan ulang kebijakan imigrasi sebagai bagian dari solusi menghadapi krisis domestik yang kompleks. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan stabilitas baru di tengah situasi politik yang semakin terfragmentasi.