Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Kazakhstan Sebut Kerusuhan di Negaranya sebagai Upaya Kudeta

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev (Twitter.com/Qasym-Jomart Toqayev)

Jakarta, IDN Times – Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, menyebut kerusuhan yang telah menewaskan lebih dari 160 orang sebagai upaya kudeta. Unjuk rasa yang terjadi sepekan lalu tercatat sebagai kerusuhan paling parah dalam sejarah Kazakhstan.

Ketika menghadiri pertemuan daring Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia, Tokayev menyampikan bahwa ketertiban telah dipulihkan di negara terkaya di Asia Tengah itu.

“Dengan kedok unjuk rasa yang terjadi secara spontan, kemudian terjadi kerusuhan, sangat jelas bahwa tujuan utamanya adalah merusak tatanan konstitusional dan merebut kekuasaan. Apa yang kita bicarakan adalah upaya kudeta,” kata Tokayev, dikutip dari Al Jazeera.

1. Tokayev menyebut kerusuhan disebabkan oleh teroris dan bandit

Pasukan terlihat di alun-alun utama tempat ratusan orang memprotes pemerintah setelah keputusan pihak berwenang untuk menaikkan batas harga bahan bakar gas cair, di Almaty, Kazakhstan, Kamis (6/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Mariya Gordeyeva.

Saat bentrokan antara aparat dengan demonstran pecah, Tokayev meminta Rusia dan CSTO untuk mengirim aparat keamanan sebagai pasukan pembantu.

Kerusuhan berawal dari demonstrasi damai yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kemudian, aspirasi yang diusung pengunjuk rasa berubah menjadi menentang pemerintah dan mengkritik rezim Nursultan Nazarbayev, presiden terlama di Afghanistan yang sudah tidak lagi berkuasa.

Tokayev bersikeras menyebut dalang kerusuhan adalah ‘bandit dan teroris’ yang dilatih oleh pihak asing. Dia mengatakan bahwa operasi ‘kontraterorisme’ yang telah dilancarkan untuk meredam kerusuhan akan segera berakhir. Operasi tersebut sedikitnya melibatkan 2.030 personel militer dan 250 perangkat keras militer.

2. Tokayev puji keterlibatan CSTO

Penegak hukum berjaga di luar kantor pemerintah kota selama aksi protes menentang naiknya harga LPG menyusul keputusan otoritas Kazakh untuk mencabut batas harga bahan bakar gas cair di Almaty, Kazakhstan, Rabu (5/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev.

Keputusan Tokayev untuk meminta bantuan Rusia menuai kritik, termasuk dari Amerika Serikat (AS). Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan, ketika Rusia telah mengirimkan militernya, maka pasukan mereka akan tidak akan angkat kaki dalam waktu beberapa minggu.

Tokayev membantah kritik semacam itu. Dia menyebut para kritikus berkomentar atas landasan informasi yang sangat minim.

"Tentu saja, kami memahami peristiwa di Kazakhstan bukan yang pertama dan jauh dari upaya terakhir untuk mengintervensi urusan domestik negara kami dari luar. Langkah-langkah yang diambil CSTO jelas menunjukkan bahwa kami tidak akan membiarkan kondisi dalam negeri terguncang,” tutur Tokayev.

“(CSTO) telah mencegah aksi terorisme, kejahatan, penjarahan, dan elemen kriminal lainnya, serta tidak akan membiarkan revolusi warna (revolusi yang terjadi pada era Uni Soviet) terjadi,” kata dia, memuji aliansi militer negara-negara pecahan Soviet.  

3. Kejatuhan Almaty disebut jadi awal langkah kudeta

Petugas penegak hukum Kazakhstan terlihat di kendaraan bersenjata di pos pemeriksaan, setelah protes masal yang dipicu oleh harga bahan bakar yang meningkat yang terjadi di seluruh negeri, di Nur-Sultan, Kazakhstan, Jumat (7/1/2022). Foto diambil tanggal 7 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Turar Kazangapov.

Pusat kerusuhan terjadi di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, di mana lebih dari 100 orang dilaporkan tewas.

“Kejatuhan Almaty akan menjadi awal untuk pengambilalihan wilayah selatan yang padat penduduk, kemudian menjalar ke seluruh negeri. Hingga akhirnya mereka berencana menyebut ibu kota,” papar Tokayev.

Dengan percaya diri, Tokayev berjanji akan memberikan bukti kepada masyarakat internasional tentang apa yang terjadi di negaranya. Sejauh ini, dia belum memberikan bukti apapun yang mendukung klaimnya soal keteribatan aktor ekstrenal.

Robin Forestier-Walker, koresponden Al Jazeera dari Georgia, menyoroti klaim keterlibatan aktor asing sebagai pertanyaan besar yang harus dijawab pemerintah.

“Banyak pertanyaan diajukan, termasuk bukti nyata keterlibatan kelompok teroris. Sebaliknya, banyak orang berpikir bahwa mungkin ini lebih merupakan urusan internal, dan perebutan kekuasaan elit untuk menguasai Kazakhstan,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us