Hakim Perintahkan Oposisi Uganda Dibebaskan dari Tahanan Rumah

Terkurung bersama istri dan keponakan tanpa makanan 

Kampala, IDN Times – Pemilu di Uganda menjadi salah satu yang disorot oleh dunia. Yoweri Moseveni yang telah menguasai Uganda selama 35 tahun, kini kembali memenangkan pemilu. Penantang terkuat dari oposisi yakni Bobi Wine, berusaha untuk menggugat hasil pemilu karena kemenangan Moseveni penuh dengan kecurangan.

Namun upaya untuk menggugat hasil pemilu itu terkendala. Pihak militer dan kepolisian Uganda mengepung rumah Bobi Wine dan memposisikan pemimpin oposisi itu menjadi tahanan rumah. Kini hakim di pengadilan tinggi Uganda menyerukan agar militer dan polisi membebaskan Bobi Wine dari tahanan rumah.

1. Militer dan polisi harus mengajukan tuntutan pidana

Bobi Wine yang memiliki nama asli Robert Kyagulanyi Ssentamu adalah seorang penyanyi populer di Uganda. Dia adalah salah satu kandidat calon presiden yang menantang diktator Yoweri Museveni. Meskipun ada belasan kandidat presiden, namun Wine adalah penantang terkuat sang diktator.

Sejak 14 Januari, Bobi Wine tidak bisa keluar dari rumah karena militer dan kepolisian mengurungnya. Dia menjadi tahanan rumah secara de facto meskipun tidak pernah ada persidangan yang secara de jure memutuskan ia menjadi tahanan rumah.

Pada hari Senin, 25 Januari 2021, hakim Michael Elubu di pengadilan tinggi Uganda memerintahkan pasukan militer dan polisi untuk membebaskan Bobi Wine. Melansir dari laman The Guardian, pengadilan beralasan bahwa rumah Bobi Wine bukanlah fasilitas penahanan yang layak dan pihak berwenang harus menuntutnya secara pidana jika memang menganggap pemimpin oposisi itu mengancam ketertiban umum.

2. Terkurung di rumah tanpa makanan

Hakim Perintahkan Oposisi Uganda Dibebaskan dari Tahanan RumahBobi Wine kampanye. (Instagram.com/bobiwine)

Ketika hari menjelang pemilu Uganda sudah dekat, pemerintah telah memadamkan jaringan internet. Mereka beralasan bahwa sosial media telah dan akan mengacaukan pemilu. Setelah pemilu, internet kembali dibuka secara bertahap meski Twitter dan Facebook hanya bisa diakses dengan Virtual Private Network (VPN).

Usai komisi pemilihan Uganda memutuskan Yoweri Museveni menang, kelompok oposisi yang dipimpin oleh Bobi Wine berencana mengajukan gugatan. Wine tidak menerima hasil pemilu karena menganggap bahwa Museveni telah melakukan sekian penipuan dan intimidasi kepada para pemilih. Upaya itu terhalang oleh padamnya jaringan internet.

Selain itu, melansir dari laman CNN, upaya pengajuan gugatan juga terhambat karena Wine dikurung oleh militer dan polisi di rumahnya. Ia berada di rumah bersama dengan, Barbara, istrinya dan keponakannya yang berusia 18 bulan. Militer dan polisi yang mengurung rumah Wine, tidak mengizinkan siapa pun mengunjungi rumah tersebut.

Wine kembali bersuara. Dia mengunggah sebuah postingan lewat akun sosial media miliknya, dan mengatakan dia bersama istri dan keponakan berusia 18 bulan, terkurung tanpa makanan. “Kami telah kehabisan makanan dan susu. Tidak ada yang diizinkan meninggalkan atau masuk ke kompleks kami” tulis Wine di sosial media.

Akhirnya, pada tanggal 23 Januari, pengacara Wine sempat diizinkan masuk ke rumahnya secara sebentar. Dia ke sana untuk mengevakuasi bayi berusia 18 bulan tersebut. Pengacara Wine menganggap penahanan kliennya adalah ilegal.

Pihak keamanan harus menuntut Wine secara pidana ke pengadilan. “Jika ada kasus yang harus saya dan istri saya hadapi maka kami harus dihadapkan ke pengadilan yang kompeten” kata Wine.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Uganda Bobi Wine Jadi Tahanan Rumah

3. Tanggapan internasional

Hakim Perintahkan Oposisi Uganda Dibebaskan dari Tahanan RumahProtes merebak di Uganda setelah capres oposisi ditangkap. (twitter.com/#UGANDAISBLEEDING)

Pengadilan tinggi Uganda telah berusaha mengunjungi rumah Bobi Wine pada hari Senin, 25 Januari 2021. Namun kondisi kompleks rumah Wine masih dikelilingi oleh ratusan personel militer dan polisi. Duta besar Amerika Serikat untuk Uganda, Natalie E. Brown, juga telah berusaha mengunjungi Wine.

Upaya yang dilakukan oleh Dubes AS tersebut tidak bisa dilakukan. Ratusan personel militer dan polisi memblokir akses masuk ke rumah Wine. Dubes AS akhirnya mengunggah postingan tentang posisi pengadilan yang tidak memihak dan Washington menyerukan agar petugas keamanan mematuhi keputusan pengadilan.

Melansir dari laman Associated Press, tanggapan juga tidak hanya dilayangkan oleh Dubes AS, tetapi juga oleh juru bicara PBB, Stephane Djuarric. “Sangat penting bahwa pasukan keamanan benar-benar menahan diri dan juga mematuhi perintah.”

Juru bicara militer Uganda, Flavia Byekwaso mengatakan akan mematuhi keputusan pengadilan karena militer tidak berada “di atas hukum”. Juru bicara kepolisian Uganda, Fred Enanga, mengatakan kepada wartawan bahwa kepolisian adalah “lembaga yang taat hukum dan yang menghormati dan menegakkan hukum, kami mematuhi keputusan tersebut.”

Meski pengadilan telah memutuskan untuk melepaskan Wine, tapi faktanya beberapa jam setelah keputusan itu dibuat, ratusan personel keamanan masih bertahan mengurung Wine. Sejarah peralihan kekuasaan di Uganda, hampir tidak pernah berjalan secara damai.

Moseveni pun meraih kekuasaannya dengan pemberontakan gerilya selama bertahun-tahun. Pemilu kali ini juga penuh dengan kekerasan sejak awal kampanye, sampai pemimpin oposisi dikurung di rumahnya secara ilegal.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Uganda Bobi Wine Jadi Tahanan Rumah

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya