Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pusat Latihan Militer Rusia Diserang Warga Eks Soviet, 11 Orang Tewas

Anggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Jakarta, IDN Times - Setidaknya 11 orang dilaporkan tewas dan 15 orang lainnya terluka dalam sebuah serangan di pusat pelatihan militer Rusia pada Sabtu (15/10/2022) kemarin.

Penyerang yang terdiri dari dua orang langsung ditembak mati ditempat setelah melancarkan serangan tersebut di wilayah Belgorod, Rusia bagian barat daya, yang berbatasan dengan Ukraina.

1. Penyerang merupakan warga negara bekas Uni Soviet

Seorang anggota tentara Rusia terlihat dalam kendaraan bersenjata BTR-82 saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/File Photo.

Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan bahwa dua penyerang merupakan warga dari sebuah negara bekas Uni Soviet. Namun, mereka tak merinci negara mana yang dimaksud.

Dilansir dari BBC pada Senin (17/10/2022), insiden ini merupakan yang teranyar setelah serangkaian kemunduran yang dialami pasukan Rusia baru-baru ini.

“Sebanyak 15 orang yang terluka langsung dibawa ke fasilitas medis,” demikian pernyataan dari Kemhan Rusia.

2. Rusia tak berniat hancurkan Ukraina

Sisa-sisa Rumah Sakit Mariupol setelah serangan di Mariupol, Ukraina, pada Rabu 9 Maret 2022. (Dewan Kota MariupoL/AP/CBC)

Sementara itu,  Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Jumat (14/10/2022), mengatakan bahwa pihaknya tidak perlu lagi meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina. Dia juga tidak berniat untuk menghancurkan wilayah tersebut. 

"Kami tidak menetapkan tugas untuk menghancurkan Ukraina. Tidak, tentu saja tidak," kata Putin dalam forum CICA Summit 2022 di Kazakhstan.

Putin mengatakan, Rusia tidak memiliki rencana lebih lanjut terkait mobilisasi militer. Oleh karena itu, pasukan cadangan mereka di Ukraina akan ditarik mundur dalam waktu dua pekan.

3. Rusia bersedia berdialog dengan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Putin kembali menegaskan bahwa Rusia bersedia untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina. Namun, dia mengatakan harus ada mediasi dari pihak internasional untuk melakukan kesepakatan. 

Rusia juga enggan untuk melakukan serangan besar-besaran ke Ukraina. Alasannya karena sebagian besar targetnya telah tercapai.

Meski begitu, Putin memperingatkan akan terjadinya “bencana global” apabila pasukan NATO dan Rusia mengalami bentrokan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us