Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Sambut Baik Peran China Upayakan Akhiri Konflik Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/President of Russia)
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/President of Russia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kunjungan Presiden China Xi Jinping di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Putin menegaskan bahwa Rusia terbuka untuk membahas 12 usulan China guna mengakhiri peperangan di Ukraina.

Kunjungan Xi ini merupakan kunjungan pertamanya ke Rusia sejak negara tersebut menginvasi Ukraina setahun lalu. Kunjungan ini juga memperlihatkan kepada dunia bahwa China tetap berada di sisi Rusia.

“Kami selalu terbuka untuk negosiasi,” kata Putin, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (21/3/2023).

1. Keduanya ngobrol selama 4,5 jam

Media Rusia, RIA Novosti melaporkan bahwa Xi dan Putin berbicara selama empat setengah jam. Pertemuan ini bahkan hanya pertemuan informal.

Sementara pertemuan formal dan bilateral dijadwalkan akan digelar hari ini.

Putin juga dikabarkan menyambut baik pernyataan Beijing soal konflik Ukraina dan kesediaan Negeri Tirai Bambu tersebut untuk memainkan peran konstruktif guna mengakhiri konflik.

2. ICC rilis surat penangkapan Putin

Ilustrasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda (www.icc-cpi.int)
Ilustrasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda (www.icc-cpi.int)

Sementara itu, kunjungan Xi ini terjadi beberapa hari setelah Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan pejabat Rusia bernama Maria Lvova-Belova, atas dugaan skema mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.

“Ada alasan masuk akal untuk percaya bahwa Putin memikul tanggung jawab pidana individu atas dugaan kejahatan,” sebut pernyataan dari ICC.

3. Rusia cuek soal surat penangkapan tersebut

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov (Twitter.com/ Russian Embassy in USA)
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov (Twitter.com/ Russian Embassy in USA)

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengutuk tuduhan yang dilayangkan ICC tersebut. Ia menyebutnya sangat keterlaluan.

“Kami menganggap tuduhan ini keterlaluan dan tidak dapat diterima. Rusia, seperti sejumlah negara, tidak mengakui yuridiksi pengadilan ini. Oleh karena itu, setiap keputusan semacam ini dibatalkan untuk Rusia, dari sudut pandang hukum,” ujar Peskov.

Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC datang beberapa hari setelah sejumlah media AS meminta agar dua kasus kejahatan perang terkait invasi Ukraina dibuka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us