Ribuan Pasukan Rusia Tiba di Belarus, Tensi dengan NATO Akan Memanas!

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Belarus, pada Minggu (16/10/2022), mengumumkan kedatangan gelombang pertama tentara Rusia di negaranya. Kedatangan ini setelah adanya rencana pembentukan tentara gabungan regional antara Belarus dan Rusia dalam mempertahankan perbatasan.
Kedatangan tentara Rusia akan meningkatkan tensi antara Belarus dengan Ukraina dan beberapa negara anggota NATO, seperti Polandia, Latvia, dan Lithuania. Bahkan, Belarus sudah memberlakukan kebijakan antiterorisme di perbatasan dalam menangkal provokasi dari negara tetangga.
1. Sebanyak 9 ribu tentara Rusia tiba di Belarus
Kementerian Pertahanan Belarus menyatakan, sebanyak 9 ribu pasukan bersenjata Rusia sudah tiba dan akan ditempatkan dalam bagian tentara gabungan regional. Pasukan itu diklaim akan mempertahankan perbatasan Belarus.
"Gelombang pertama tentara terlatih dari Rusia yang tergabung dalam tentara gabungan regional mulai datang di Belarus. Proses relokasi pasukan bersenjata itu akan membutuhkan waktu beberapa hari. Tentara yang datang sekitar 9 ribu pasukan" ungkap Menteri Pertahanan Belarus, Valery Revenko, dikutip RFE/RL.
Kendati demikian, Revenko masih belum bersedia memberikan keterangan lebih detail terkait masalah ini. Ia menyebut keterangan lebih lanjut soal itu akan disampaikan oleh perwakilan militer.
2. Rusia akan senjatai pesawat tempur Belarus dengan misil berkemampuan nuklir

Selain mengirimkan tentara ke Belarus, Rusia juga akan mempersenjatai pesawat tempur Belarus dengan nuklir. Kremlin menyebut bahwa ini adalah bentuk manuver untuk mempertahankan diri seiring memanasnya tensi di perbatasan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, semua pesawat tempur Belarus bertipe Su-25 akan memiliki misil berkemampuan nuklir. Detail rencana tersebut masih belum diketahui kapan akan diterapkan, dilaporkan dari The Telegraph.
Belarus selama ini tidak memiliki senjata misil berkapabilitas nuklirnya sendiri tanpa bantuan Rusia. Sedangkan, tentaranya yang berjumlah lebih dari 50 ribu dianggap tidak terlalu efektif dalam operasi khusus pertahanan.
Sebelumnya, Moskow dan Minsk menuding Ukraina berencana menginvasi Belarus setelah menumpuk pasukan di perbatasan. Alhasil, Belarus sudah menguji coba prosedur mobilisasi dan memanggil komponen cadangan, serta mengeluarkan 60 tank jenis T-72 ke Belgorod, Rusia.
3. Terdapat kekhawatiran akan melebarnya konflik ke Belarus

Berdasarkan liputan RFE/RL kepada Alena, ibu salah seorang tentara Belarus, mengaku khawatir dengan anaknya.
"Dia adalah hidupku. Saya merasa sangat khawatir dan takut akan anak saya. Saya tidak pernah tahu bagaimana untuk menggambarkannya. Ini mengerikan. Saya tidak bisa mengendalikannya dan menangis ketika bekerja," tutur Alena.
Namun, ia bersyukur saat anaknya meyakinkannya bahwa dia dalam keadaan baik dan aman. Pemimpin tentara juga mengatakan bahwa tidak ada pasukan Belarus yang akan dikirimkan ke Ukraina dan tidak akan diterjunkan ke mana pun.
Setelah delapan bulan perang, ketakutan mulai menghampiri Alena dan ribuan ibu dari pasukan wajib militer Belarus. Mereka mulai khawatir akan keselamatan anaknya di tengah situasi yang memanas dan kemungkinan melebarnya konflik.
Pasalnya, sejumlah analis memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan Presiden Belarus Aleksander Lukashenko untuk bergabung dalam perang di Ukraina.