Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Pengungsi Afghanistan Batal Terbang ke AS Imbas Kebijakan Trump

bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)

Jakarta, IDN Times - Hampir 1.660 warga Afghanistan yang telah disetujui oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menetap di negara tersebut mengalami pembatalan penerbangan akibat perintah Presiden Donald Trump yang menangguhkan program pengungsi AS.

Dilansir dari Reuters, Shawn VanDiver, kepala koalisi #AfghanEvac yang terdiri dari veteran AS dan kelompok advokasi, serta pejabat Washington yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa bahwa kelompok tersebut mencakup anggota keluarga personel militer AS yang masih aktif, anak-anak tanpa pendamping yang menunggu untuk berkumpul kembali bersama keluarga mereka di AS, serta warga Afghanistan yang berisiko menghadapi pembalasan dari Taliban.

Keputusan ini juga mengakibatkan ribuan warga Afghanistan lainnya yang telah disetujui untuk menetap sebagai pengungsi di AS, namun belum mendapatkan jadwal penerbangan, berada dalam ketidakpastian.

1. Warga Afghanistan panik

VanDiver mengungkapkan bahwa rakyat Afghanistan panik setelah penerbangan mereka ke AS pada Januari-April 2025 dihapuskan dari daftar penerbangan.

“Rakyat Afghanistan dan para pendukungnya panik. Saya telah mengisi ulang ponsel saya empat kali hari ini karena begitu banyak yang menelepon saya," kata VanDiver.

"Kami memperingatkan mereka bahwa hal ini akan terjadi, namun mereka tetap melakukannya. Kami berharap mereka akan mempertimbangkan kembali," ujarnya mengenai komunikasi dengan tim transisi Trump.

#AfghanEvac merupakan koalisi utama yang telah bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mengevakuasi dan memukimkan kembali warga Afghanistan di AS sejak Taliban merebut Kabul pada Agustus 2021. Sejak itu, hampir 200 ribu warga Afghanistan telah dibawa ke AS oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

2. Populasi migran dalam jumlah besar dinilai membebani keamanan

Salah satu dari puluhan perintah eksekutif yang kemungkinan akan ditandatangani Trump usai dilantik pada Senin adalah penangguhan program pengungsi AS setidaknya selama 4 bulan. Adapun tindakan keras terhadap imigrasi merupakan janji utama Trump dalam kampanye pemilu pada 2024

Menurut situs web baru Gedung Putih, Trump menangguhkan pemukiman kembali pengungsi karena populasi migran yang besar dan tidak berkelanjutan membebani keamanan serta sumber daya komunitas.

"Kami tahu ini berarti bahwa anak-anak tanpa pendamping, pasukan mitra (Afghanistan) yang dilatih, bertempur, dan meninggal atau terluka bersama pasukan kami, serta keluarga personel militer AS yang sedang bertugas, akan terjebak," kata VanDiver.

3. Kebijakan Trump dikritik oleh para demokrat

Para aggota Partai Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri DPR mengkritik keras tindakan Trump tersebut.

"Inilah yang disebut pengabaian. Meninggalkan Sekutu Afghanistan yang telah diverifikasi dan diseleksi di bawah kekuasaan Taliban adalah suatu aib," kata mereka dalam sebuah pernyataan di media sosial X.

Dalam pidato pengukuhannya untuk masa jabatan kedua, Trump berjanji akan menghentikan para pendatang ilegal dan mendeportasi jutaan orang asing yang melakukan kejahatan. Ia juga menandatangani perintah yang menyatakan kartel narkoba Meksiko sebagai organisasi teroris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us