Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Kirim Tentara AU ke Ekuador, Lawan Kartel Narkoba

ilustrasi bendera Ekuador (pixabay.com/pablofiguetru)
ilustrasi bendera Ekuador (pixabay.com/pablofiguetru)
Intinya sih...
  • Kehadiran militer AS akan membantu tentara Ekuador
  • Noboa sebut kehadiran militer AS sebagai bagian dari kerja sama keamanan
  • Rakyat Ekuador menolak pangkalan militer AS di negaranya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pengiriman personel Angkatan Udara (AU) ke Ekuador. Penerjunan tentara ini sebagai bagian untuk melawan penyelundupan narkoba di negara Amerika Selatan tersebut.  

Pengiriman tentara AS ini menunjukkan kedekatan hubungan antara Washington dan Quito. Penerjunan tentara ini meningkatkan keberadaan militer AS di Amerika Latin di bawah pemerintahan Presiden AS, Donald Trump. 

Beberapa bulan terakhir, AS sudah menerjunkan tentara di Laut Karibia dengan dalih meringkus penyelundupan narkoba. Namun, sejumlah pihak menyebut penerjunan militer AS di Karibia ini untuk melengserkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. 

1. Kehadiran militer AS akan membantu tentara Ekuador

Kedutaan Besar AS di Quito mengatakan bahwa pengiriman personel AU AS ini akan ditempatkan di Pangkalan Udara Manta. Selain itu, keberadaan tentara di AS di Ekuador ini hanya sementara waktu. 

“Dalam jangka pendek, kami akan meningkatkan kapasitas personel militer Ekuador dalam melawan teroris narkoba, termasuk memperkuat pengumpulan informasi intelijen dan kapabilitas operasi melawan penyelundupan narkoba untuk melindungi AS dan Ekuador,” terangnya, dikutip dari Le Monde, pada Kamis (18/12/2025).

Nantinya, personel militer AS akan mengadakan operasi militer gabungan dengan AU Ekuador dalam melawan penyelundupan narkoba. Sementara itu, Pangkalan Udara Manta sebelumnya adalah pangkalan militer milik AS yang diserahkan kepada Ekuador pada 2009. 

2. Noboa sebut kehadiran militer AS sebagai bagian dari kerja sama keamanan

Presiden Ekuador, Daniel Noboa menyebut bahwa kehadiran militer AS ini adalah bentuk dukungan kepada Ekuador. Ia mengatakan, pengiriman tentara ini sebagai bagian dari kerja sama keamanan jangka panjang antara AS dan Ekuador. 

“Bersama-sama dengan AS, kami akan mengadakan operasi untuk mengidentifikasi dan mengenali rute penyelundupan narkoba, dan meringkus siapapun yang hendak mengambilalih negara,” ungkapnya, dikutip dari Deutsche Welle.

Pada 2023, AS dan Ekuador sudah menyetujui kesepakatan militer di masa pemerintahan mantan Presiden Guillermo Lasso. Kedua negara sepakat untuk mengadakan operasi gabungan melawan organisasi kriminal. 

3. Rakyat Ekuador menolak pangkalan militer AS di negaranya

Pada November, rakyat Ekuador melalui referendum menolak rencana pembangunan pangkalan militer AS di negaranya. Proposal ini diusung oleh Presiden Noboa untuk melawan aktivitas penyelundupan narkoba. 

“Hasil referendum ini sudah ditentukan dan pemerintah akan menghormati keinginan dari rakyat Ekuador dan melanjutkan perjuangan untuk negara seperti yang diinginkan oleh semuanya,” tutur Noboa, dikutip dari Euronews.

Ekuador sudah menjadi titik transit utama kokain yang diproduksi di Kolombia dan Peru dalam beberapa tahun terakhir karena letaknya yang strategis. Alhasil, negara Amerika Selatan itu dilanda lonjakan kasus kekerasan imbas perang antar-geng penyelundup narkoba. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Cuma Stafsus Nadiem, Jurist Tan Bisa Copot Pejabat Kemendikbudristek

23 Des 2025, 14:27 WIBNews