Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Respons Pemimpin Dunia Tanggapi Kembalinya Trump ke Gedung Putih

Donald Trump disumpah sebagai Presiden AS ke-47. (The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1/2025). Pelantikan Trump mengundang beragam tanggapan dari pemimpin dunia, mulai dari sambutan hangat hingga kekhawatiran terkait masa depan kerja sama internasional.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih berpotensi mengubah lanskap hubungan internasional secara drastis. Beberapa kebijakan kontroversial telah diumumkan sejak hari pertama kepemimpinannya, termasuk penarikan AS dari Perjanjian Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa negara seperti Kuba dan Panama tampak kurang bersahabat. Presiden Panama Jose Raul Mulino menolak pernyataan Trump soal pengambilalihan Terusan Panama. Sementara, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengecam keputusan Trump memasukkan kembali negaranya dalam daftar negara pendukung terorisme.

Namun, Kanada yang terancam kebijakan tarif Trump merespons lebih netral.

"Selamat, Presiden Trump. Kanada dan AS memiliki kerja sama ekonomi paling sukses di dunia. Kami memiliki kesempatan bekerja sama lagi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan kemakmuran bagi kedua negara kita," tutur PM Kanada Justin Trudeau, dilansir Reuters.

1. Negara-negara yang terlibat konflik menyambut positif

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy optimistis dengan kembalinya Trump. Kiev berharap kebijakan "perdamaian melalui kekuatan" yang diusung Trump mampu mengakhiri konflik di negaranya.

"Presiden Trump selalu tegas, kebijakan damai melalui kekuatan yang dia umumkan membuka peluang penguatan kepemimpinan Amerika dan pencapaian perdamaian jangka panjang yang adil," tulis Zelenskyy di platform X.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan Trump dalam negosiasi sandera Gaza. Netanyahu juga menaruh harapan besar pada kerja sama AS-Israel untuk menghancurkan Hamas. Netanyahu dilaporkan akan mengunjungi Washington dalam beberapa minggu mendatang.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan keterbukaan membangun kembali hubungan dengan pemerintahan AS yang baru. Putin menyatakan dukungannya terhadap pernyataan Trump dan timnya terkait normalisasi hubungan kedua negara, dilansir CNN.

Pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyatakan kepercayaannya pada kemampuan Trump membawa perdamaian di Timur Tengah.

Hamas juga mengekspresikan kelegaan atas berakhirnya era Joe Biden yang dinilai terlalu berpihak pada Israel.

"Kami senang melihat berakhirnya masa jabatan Biden, yang bertanggung jawab atas kematian rakyat Palestina. Kami berharap Trump dapat membuat kebijakan yang lebih adil untuk menghentikan tindakan jahat Netanyahu yang ingin menghancurkan kawasan ini dan dunia," ujar pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri.

2. Eropa terpecah menyikapi kepemimpinan Trump

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, hadir sebagai satu-satunya pemimpin Eropa di acara pelantikan Trump. 

"Saya yakin persahabatan antara negara kami dan nilai-nilai yang menyatukan kami akan terus memperkuat Italia dan AS. Italia akan selalu berkomitmen memperkuat dialog antara AS dan Eropa, sebagai pilar penting bagi stabilitas dan pertumbuhan masyarakat kita," ujar Meloni

Presiden Prancis Emmanuel Macron memberikan peringatan kepada Eropa. Macron mendesak peningkatan anggaran pertahanan Eropa guna mengurangi ketergantungan pada AS.

Sementara itu, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban justru merasa antusias.

"Dalam beberapa jam saja, suasana di Brussels akan berubah total. Ada presiden baru di Amerika, kelompok Patriot yang kuat di Brussels, dan semangat yang meluap-luap. Saatnya memulai perjuangan besar. Hari ini saya umumkan tahap kedua dari rencana kami untuk mengambil alih Brussels," ujar Orban, dilansir The Guardian. 

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menjanjikan peningkatan belanja pertahanan aliansi. Langkah ini merespons kritik Trump terhadap komitmen negara anggota NATO yang tidak memenuhi target anggaran pertahanan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengingatkan posisi penting Uni Eropa sebagai blok dengan 27 negara anggota dan lebih dari 400 juta penduduk. Sementara, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menawarkan kerja sama mengatasi tantangan global bersama AS.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, ingin meneruskan tradisi hubungan khusus AS-Inggris. Starmer meyakini ikatan sejarah dan kedekatan Trump dengan Inggris akan memperkuat kerja sama kedua negara.

3. Asia-Pasifik ingin pertahankan kerja sama

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, memuji pidato pelantikan Trump yang dinilai berbeda dari pidato presiden AS sebelumnya. Ishiba menyatakan pihaknya akan memaksimalkan kepentingan nasional kedua negara melalui negosiasi bilateral.

"Saya mendengarkan pidato pelantikan Presiden Trump, dan menurut saya pidato itu benar-benar mencerminkan semangat 'Make America Great Again'. Biasanya, pidato pelantikan presiden lebih banyak membahas tentang arah kebijakan," ujar Ishiba.

Presiden Taiwan Lai Ching-te juga menyampaikan harapan penguatan kerja sama. Taiwan memandang AS sebagai mitra penting dalam bidang keamanan, ekonomi, dan perdagangan. Menurutnya kedua negara sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengucapkan selamat atas pencapaian Trump terpilih dua kali sebagai presiden. 

"Saya mengucapkan selamat kepada Presiden Trump atas pelantikannya. Merupakan pencapaian luar biasa bisa terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, bukan hanya sekali tapi kini dua kali, dan saya berharap dapat menjalin kerja sama yang konstruktif dengannya," ujar Albanese.

Terakhir, Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan tekad memperkuat kerja sama kebijakan berdasarkan nilai bersama aliansi Korea-AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us