Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Warga Catalonia Demo, Kenang Perjuangan Referendum dari Spanyol

Suasana demonstrasi pro-kemerdekaan Catalonia di Barcelona, Minggu (11/9/2022). (twitter.com/aleixsarri)
Suasana demonstrasi pro-kemerdekaan Catalonia di Barcelona, Minggu (11/9/2022). (twitter.com/aleixsarri)

Jakarta, IDN Times - Ribuan simpatisan pro-kemerdekaan Catalonia menggelar demonstrasi pada Minggu (11/9/2022). Aksi long-march di sepanjang jalanan Kota Barcelona itu sebagai bentuk mengenang upaya kemerdekaan yang dilangsungkan dalam beberapa dekade terakhir. 

Pada Oktober 2017, Parlemen Catalonia resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol secara sepihak. Namun, upaya tersebut gagal sebab tidak mendapat dukungan dari dunia internasional. Tak berselang lama, pemerintah Spanyol langsung membubarkan pemerintah dan parlemen di Catalonia. 

1. Demonstran ingin pemerintah tinggalkan dialog dengan Madrid

Sebanyak 150 ribu simpatisan pro-kemerdekaan Catalonia menggelar demonstrasi di jalanan Kota Barcelona, untuk merayakan perjuangan kemerdekaan dari Kerajaan Spanyol yang hampir diraih lima tahun silam. 

Sementara, tanggal 11 September selalu dirayakan sebagai simbol utama dan hari libur utama di Catalonia dalam beberapa dekade terakhir. Pada acara tersebut, ratusan ribu orang turun ke jalan dan membawa bendera Catalonia untuk mendukung upaya kemerdekaan, dilaporkan Associated Press.

Selain mengutarakan keinginan untuk merdeka, organisasi penggagas acara ini CNA (Catalan National Assembly) menyerukan bahwa mereka tidak lagi percaya dengan partai politik. Bahkan, mereka menegaskan akan mencari cara lain untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Pada demonstran juga membawa bendera dan spanduk yang bertuliskan 'Deklarasi kemerdekaan atau mundur'. Pernyataan itu mengindikasikan keinginan mereka agar pemerintah Catalonia meninggalkan dialog dengan Madrid. 

2. Presiden Catalonia tidak ikut serta dalam demonstrasi

Presiden Catalonia, Pere Aragones, menegaskan bahwa dialog dengan Perdana Menteri Pedro Sanchez adalah hal yang penting. Pasalnya, ia percaya bahwa negosiasi akan menemukan jalan keluar bagi warga Catalonia atas upaya kemerdekaan yang dianggap ilegal tersebut. 

Pada perayaan tersebut, Aragones diketahui tidak ikut serta dalam aksi long-march di Barcelona. Namun, anggota Partai Kiri Catalonia lain turut membela Aragones, yang dianggap sebagai pengkhianat oleh sejumlah demonstran. 

"Jangan salah paham dalam mengartikan siapa lawan kita sebenarnya, yakni Kerajaan Spanyol. Sudah cukup atas kritikan dan semua hal yang dapat memecah belah kita," tutur politikus Catalonia, Marta Vilalta. 

Meski demikian, terdapat perpecahan pandangan di Catalonia antara pihak pendukung kemerdekaan dan yang ingin tetap bersama Spanyol. Namun, pihak pro-Spanyol setuju dengan dialog antara pemerintah Catalonia dan Spanyol. 

3. PBB sebut Spanyol langgar hak pemimpin separatis Catalonia

Bendera Spanyol (pexels.com/@pixabay)
Bendera Spanyol (pexels.com/@pixabay)

Pekan lalu, Komite PBB menemukan bahwa Spanyol telah melanggar hak politik empat pemimpin separatis Catalonia. Hal ini setelah mereka dilarang menghadiri acara publik sebelum diputuskannya jeratan hukum soal upaya kemerdekaan di tahun 2017. 

PBB menyebut para pemimpin separatis tersebut didakwa atas tudingan menggerakkan demonstrasi anarkis, tapi kemudian mereka hanya dihukum atas upaya memerdekakan diri. Lantas, PBB menduga tudingan tersebut tidak layak, sebab mereka menyerukan demonstrasi secara damai. 

"Komite melakukan langkah penting dalam perlindungan hak politiknya," papar Helena Tigroudja selaku anggota panelis, dikutip Reuters.

Mahkamah Agung Spanyol sudah menjatuhkan hukuman kepada sembilan pemimpin separatis atas upaya memerdekakan diri hanya 2 tahun usai referendum. Pihak pengadilan juga menyebut bahwa deklarasi kemerdekaan adalah krisis politik terbesar di Spanyol. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us