Ribuan Warga di Seluruh AS Kompak Demo Kebijakan Trump

- 1. Sekitar 1.200 orang melakukan aksi demonstrasi di AS pada Sabtu.
- 2. Protes "Hands Off!" menunjukkan ketidaksenangan terhadap Trump dan Elon Musk.
- 3. 150 kelompok aktivis berpartisipasi di 50 negara bagian AS dan beberapa negara lainnya.
Jakarta, IDN Times - Sekitar 1.200 orang melakukan aksi demonstrasi di seluruh Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (5/4/2025). Aksi ini merupakan protes terbesar dalam satu hari terhadap Presiden Donald Trump dan sekutu miliardernya Elon Musk sejak pemerintah meluncurkan upaya cepatnya untuk memberi cap konservatif pada pemerintah.
Protes "Hands Off!" akan memberi lawan Trump kesempatan untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka secara massal dalam menanggapi perubahan besar-besaran Trump terhadap kebijakan dalam dan luar negeri AS melalui perintah eksekutif.
“Ini adalah demonstrasi besar-besaran yang mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Musk dan Trump dan anggota Kongres dari Partai Republik dan semua sekutu MAGA (make America great again) yang suka melangkah maju bahwa kami tidak ingin mereka campur tangan dalam demokrasi kami, pada komunitas kami, pada sekolah kami dan teman-teman kami serta tetangga kami," kata Ezra Levin, salah satu pendiri Indivisible, salah satu kelompok yang menyelenggarakan demonstrasi.
1. Protes di 50 negara bagian
Tercatat, sekitar 150 kelompok aktivis telah mendaftar untuk berpartisipasi, menurut situs web acara tersebut.
Acara direncanakan di seluruh 50 negara bagian ditambah Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Meksiko, dan Portugal. Salah satu demonstrasi terbesar diperkirakan akan diadakan di National Mall, Washington.
Trump kembali menjabat pada 20 Januari dengan serangkaian perintah eksekutif dan tindakan lain yang menurut para kritikus sejalan dengan agenda yang digariskan oleh Project 2025, sebuah inisiatif politik yang sangat konservatif untuk membentuk kembali pemerintahan dan mengonsolidasikan kewenangan presiden. Para pendukungnya memuji keberanian Trump yang diperlukan untuk mengganggu kepentingan liberal yang mengakar.
2. Trump tidak memangkas Jaminan Sosial AS

Asisten juru bicara Gedung Putih, Liz Huston, membantah tuduhan para pengunjuk rasa bahwa Trump bermaksud untuk memangkas Jaminan Sosial dan Medicaid.
“Posisi Presiden Trump jelas: ia akan selalu melindungi Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid bagi penerima manfaat yang memenuhi syarat. Sementara itu, sikap Demokrat adalah memberikan manfaat Jaminan Sosial, Medicaid, dan Medicare kepada imigran ilegal, yang akan membuat program-program ini bangkrut dan menghancurkan para manula Amerika,” kata Huston dalam sebuah email.
Sebagian besar agenda Trump telah dibatasi oleh tuntutan hukum yang menyatakan bahwa ia telah melampaui kewenangannya dengan upaya untuk memecat pegawai negeri, mendeportasi imigran, dan membatalkan hak-hak transgender.
Kelompok-kelompok pro-Palestina yang menentang sekutu AS, Israel atas aksi militer baru di Gaza dan tindakan keras pemerintahan Trump terhadap protes kampus juga akan berpartisipasi di Washington dan berencana untuk melakukan pawai, kata kelompok-kelompok protes dalam sebuah pernyataan.
3. Tuntutan dari demonstran
Pada protes di Stamford, Connecticut, Sue-ann Friedman, demonstran berusia 84 tahun, membawa tanda buatan tangan berwarna merah muda cerah yang berisi penolakan terhadap langkah pemerintah untuk memangkas dana penelitian medis. "Saya pikir hari-hari saya berunjuk rasa sudah berakhir, dan kemudian kita mendapatkan orang seperti Musk dan Trump," kata Friedman, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (6/4/2025).
Paul Kretschmann, seorang pengacara pensiunan berusia 74 tahun di Stamford, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia menghadiri protes.
"Kekhawatiran saya adalah Jaminan Sosial akan dipangkas, bahwa kita akan kehilangan tunjangan, dan bahwa tidak akan ada orang yang mengelolanya sejak awal. Saya khawatir ini semua adalah bagian dari rencana yang lebih besar untuk membubarkan pemerintah dan agar Trump mempertahankan kekuasaan,” katanya.