Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Warga Georgia Gelar Aksi, Dukung Negaranya Gabung Uni Eropa

Suasana unjuk rasa kandidasi Georgia dalam Uni Eropa di Tbilisi pada Senin (20/6/2022). (twitter.com/Shamemovement)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Georgia pada Senin (20/6/2022) melangsungkan aksi long-march di penjuru Kota Tbilisi. Aksi ini dilangsungkan sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah Georgia agar masuk dalam keanggotaan Uni Eropa. 

Dukungan ini menanggapi keputusan penerimaan keanggotan Uni Eropa kepada tiga kandidat, yakni Georgia, Ukraina, dan Moldova. Ketiganya mendaftarkan jadi anggota Uni Eropa beberapa hari setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. 

1. Aksi long-march untuk mendukung Georgia masuk Uni Eropa

Puluhan ribu demonstran melakukan aksi long-march di Tbilisi dengan mengibarkan bendera Georgia dan Uni Eropa. Demonstran yang diperkirakan mencapai 60 ribu orang itu sudah berkumpul di depan gedung Parlemen Georgia, sembari menanti keputusan status negaranya. 

Beberapa organisasi pro-Eropa dan semua kelompok oposisi menyebut aksi ini sebagai 'March for Europe'. Aksi ini dilangsungkan sebagai bentuk komitmen dari seluruh warga Georgia terkait pilihan ke arah Eropa dan nilai-nilai Barat. 

"Eropa adalah pilihan bersejarah dan aspirasi kepada warga Georgia, maka dari itu semua generasi punya perjuangannya masing-masing," ungkap organisasi pro Eropa, dilaporkan dari Euronews

"Kebebasan, kedamaian, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, perlindungan hak asasi manusia, dan keadilan adalah nilai yang menyatukan kami semua, dan ini akan menjamin integrasi kami menuju ke Uni Eropa," tambahnya. 

2. Mahasiswa turut andil dalam demonstrasi pro-Eropa

Sementara itu, ratusan mahasiwa di Georgia juga melakukan aksi long-march dari pusat kota Tbilisi menuju ke gedung Parlemen Georgia. Mereka melangsungkan aksi itu dengan menyuarakan slogan, "saya orang Georgia, maka dari itu, saya adalah warga Eropa."

Mulanya, para mahasiswa yang membawa bendera Georgia, Uni Eropa, dan NATO itu berkumpul di Tbilisi State University. Mereka kemudian bergerak ke Tbilisi Concert Hall. Setelah itu, mereka bergabung dengan gerakan 'Going Home-to Europe' yang diprakarsai oleh aktivis Shame Movement. 

"Harapan saya kepada generasi muda, dan tidak hanya pemuda, agar memiliki peluang negara kami ke dalam anggota Eropa dan memiliki peluang seperti negara Eropa lainnya. Pemerintah seharusnya tidak membiarkan kami bertahan di dalam kegelapan Rusia dan Komunisme yang telah meninggalkan kami," ungkap salah satu pendemo, dikutip Civil

Tujuan unjuk rasa 'Going Home-to Europe' adalah untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan Partai Georgian Dream, yang dianggap memanfaatkan peluang untuk mengamankan status kandidat Georgia dalam Uni Eropa. 

3. Ivanishvili dianggap sebagai penghambat Georgia gabung Uni Eropa

Menurut anggota partai oposisi Georgia yang ikut dalam acara long-march, kendala terbesar negaranya untuk masuk ke Eropa adalah Bidzina Ivanishvili. Ia dikenal sebagai seorang pendiri Partai Georgian Dream yang menjadi pusat keputusan di negara itu. 

Pada bulan ini, parlemen Eropa menyetujui pemberian sanksi Uni Eropa kepada Ivanishvili. Pasalnya, ia dianggap telah memberikan peran buruk bagi politik dan ekonomi di Georgia. Akan tetapi, Ivanishvili mengaku bahwa ia sudah pensiun dari dunia politik. 

Dilaporkan RFE/RL, Partai Georgian Dream pada 17 Juni lalu mengaku, pihaknya menyesal karena negaranya tidak direkomendasikan dalam status kandidat Uni Eropa bersama dengan Ukraina dan Moldova. 

Akan tetapi, Komisi Eropa akan kembali melakukan penilaian pada akhir 2022, apakah Georgia sudah memenuhi syarat sebelum mendapatkan status sebagai kandidat. Banyak hal yang harus dipenuhi oleh Tbilisi, seperti mengakhiri polarisasi politik, progres kebebasan media, reforma pemilu, dan deoligarkisasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us