Rusia Serang Kota Kiev saat Sekjen PBB Berkunjung

Jakarta, IDN Times - Rusia dikabarkan telah menyerang Kota Kiev di Ukraina dengan meluncurkan serangan rudal selama kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat Ukraina mengatakan pada Kamis (28/04/2022).
Serangan tersebut menghantam daerah pemukiman yang menyebabkan kebakaran dan melukai tiga korban warga sipil. Sebelumnya, Guterres telah melakukan kunjungan ke Rusia untuk membahas potensi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
1. Menlu Ukraina sebut serangan Rusia tunjukkan sikap barbarisme negara tersebut
Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengatakan bahwa dua ledakan mengguncang distrik Shevchenkivskyi. Dia menambahkan bahwa pihak berwenang sedang mengumpulkan rincian tentang kemungkinan korban jiwa akibat serangan tersebut.
Ukrinform melaporkan bahwa salah satu rudal menghantam daerah perumahan dan telah menyebabkan beberapa korban terluka. Pihak berwenang Ukraina melaporkan kebakaran di gedung-gedung perumahan dan tiga warga sipil dirawat di rumah sakit yang terluka, Al Arabiya News.
“Rusia… [menyerang] Kiev dengan rudal jelajah tepat ketika Sekretaris Jenderal PBB @antonioguterres dan PM Bulgaria @KirilPetkov mengunjungi ibu kota kami. Dengan tindakan barbarisme keji ini, Rusia sekali lagi menunjukkan sikapnya terhadap Ukraina, Eropa, dan dunia,” cuit Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
2. Guterres telah meminta penyelidikan atas dugaan kejahatan perang oleh Rusia

Antonio Guterres telah meminta penyelidikan atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan Rusia di Ukraina. Moskow telah dituduh melakukan berbagai kejahatan perang di negara itu. Guterres juga mengunjungi Bucha di mana visual kuburan massal dan mayat berserakan di jalan-jalan telah mengejutkan dunia.
Kunjungan Guterres dalam sepekan terakhir merupakan langkah PBB untuk mencoba menyelesaikan Perang Ukraina-Rusia yang tak kunjung usai. Guterres menilai bahwa Dewan Keamanan PBB telah gagal berbuat apapun untuk menciptakan perdamaian antara kedua negara tersebut, tulis The Hindustan Times.
Hal tersebut membuat Guterres harus terjun langsung ke lapangan untuk melihat situasi yang terjadi di Ukraina. Belum diketahui secara pasti apakah akan ada negosiasi langsung yang dihadiri oleh Guterres, Zelenskyy, dan Putin.
3. Guterres minta Rusia menerima penyelidikan dari Pengadilan Kriminal Internasional
“Ketika kami melihat peristiwa yang mengerikan ini, itu membuat saya merasa betapa pentingnya [untuk memiliki] penyelidikan dan pertanggungjawaban yang menyeluruh,” kata Guterres, berbicara dari Bucha pada Kamis (28/04/2022).
Guterres meminta Rusia untuk bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional terkait dugaan kejahatan perang. Dia menambahkan, "Saya sepenuhnya mendukung Pengadilan Kriminal Internasional dan saya memohon kepada Federasi Rusia untuk menerima bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional".
“Saya harus mengatakan apa yang saya rasakan. Saya membayangkan keluarga saya di salah satu rumah yang sekarang hancur dan hitam,” kata Guterres, dilansir UN News.
“Saya membayangkan cucu perempuan saya melarikan diri dengan panik, sebagian keluarga akhirnya terbunuh. Jadi, perang adalah absurditas di abad ke-21. Perang itu jahat", tambah Guterres.