Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Setop Aliran Gas ke Jerman, Pejabat: Alasannya Gak Masuk Akal

ilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)

Jakarta, IDN Times - Pipa Nord Stream yang mengalirkan gas alam cair dari Rusia ke Jerman telah dihentikan oleh perusahaan raksasa energi Gazprom. Tindakan itu diambil pada Rabu (31/8/2022) sekitar pukul 04:00 pagi waktu setempat.

Nord Stream AG, operator pipa Nord Stream Jerman, juga telah memberikan konfirmasi tentang penurunan aliran gas menjadi nol. Ini berarti titik penerimaan gas di Greifswald, Jerman, telah berhenti. Gazprom mengatakan penghentian itu dilakukan karena perbaikan mesin yang digunakan untuk memompa gas alam tersebut.

1. Penghentian aliran gas Rusia dilakukan sementara

ilustrasi pekerja perusahaan Gazprom (Twitter.com/Gazprom)

Pipa Nord Stream atau juga dikenal Nord Stream 1 adalah pipa yang mengalirkan gas alam cair dari Rusia langsung ke Jerman.

Pipa itu membentang dari Vyborg, Rusia, melewati Laut Baltik lalu menuju Greifswald, Jerman. Dari Jerman, aliran gas alam kemudian tersebar ke seluruh Eropa. 

Melansir Independent, perusahaan raksasa energi Gazprom yang dikelola pemerintah Rusia mengatakan, telah menghentikan aliran gas alam tersebut pada Rabu pagi. Langkah itu telah diumumkan sebelumnya.

Aliran gas alam akan dihentikan selama tiga hari. Alasan utama yang disampaikan Gazprom adalah untuk melakukan pemeliharaan rutin di stasiun kompresor Portovaya, di mana satu-satunya mesin untuk memompa gas itu berada.

2. Rusia berjanji akan mengalirkan kembali gas usai pemeliharaan rutin

Gas alam cair telah menjadi salah satu sumber energi penggerak ekonomi Eropa. Jerman adalah negara ekonomi terbesar Eropa yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap energi Rusia.

Gazprom berjanji, setelah pekerjaan pemeliharaan itu selesai dan tidak ada kerusakan teknis pada peralatan, maka pasokan gas akan dikembalikan. Dikutip dari Tass, aliran gas akan kembali ke level 33 juta meter kubik per hari.

Pipa Nord Stream dari Rusia ke Eropa beroperasi hanya sekitar 20 persen dari kapasitas maksimumnya sejak akhir Juli. Ini karena turbin gasnya yang tidak berjalan.

Turbin itu dibuat di Kanada dan telah dikirim ke sana untuk diperbaiki. Kanada awalnya menolak mengembalikan turbin itu ke Jerman, tapi mesin itu dikirim karena permintaan Berlin. Sampai saat ini, turbin masih berada di Jerman dan belum diambil oleh Rusia.

3. Jerman tuduh Rusia gunakan energi sebagai senjata

ilustrasi aliran gas Rusia-Eropa(Pixabay.com/Alexey_Hulsov)

Ketika sebagian besar negara Eropa mendukung Ukraina bertahan melawan invasi Rusia, ancaman terbesar yang dikhawatirkan adalah Moskow memutus aliran energi ke benua tersebut. Itu karena negara-negara Eropa sangat tergantung dengan ekspor energi Moskow, terutama Jerman.

Kepala Badan Jaringan Federal Jerman, Klaus Muller, menyebut penghentian aliras gas Rusia saat ini adalah keputusan yang secara teknis tidak dapat dipahami, katanya dikutip Deutsche Welle.

Jerman menuduh Rusia menggunakan sumber energi sebagai senjata. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, pada Selasa mengatakan bahwa negaranya siap menghadapi kemungkinan kekurangan energi jika Moskow berhenti mengalirkan pasokan gas.

"Kami akan mampu mengatasi dengan cukup baik ancaman yang kami hadapi dari Rusia, yang menggunakan gas sebagai bagian dari strateginya dalam perang melawan Ukraina," kata Scholz.

Saat ini, negara-negara Eropa sedang berlomba mengisi fasilitas penyimpanan gas sebelum musim dingin. Ini dilakukan karena khawatir Rusia akan benar-benar menghentikan aliran gasnya sama sekali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us