Rusia Tangkap Tersangka Pembunuh Jenderalnya

Jakarta, IDN Times - Komite investigasi Rusia (FSB) mengatakan telah menahan seorang tersangka yang membunuh Letjen Igor Kirilov pada Rabu (18/12/2024). Dikatakan bahwa pembunuh merupakan warga negara Uzbekistan berusia 29 tahun.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Irina Volk, mengatakan bahwa tersangka ditangkap di desa Chemoye di distrik Balashikha, Moskow.
Menurut FSB, pria tersebut diduga direkrut oleh dinas khusus Ukraina (SBU) dan dijanjikan 100 ribu dolar (Rp1,6 miliar) serta izin pindah ke Uni Eropa (UE).
1. Memasang kamera dan menyiarkan langsung kejadian

Kirilov tewas pada Selasa (17/12/2024) akibat bom yang disembunyikan di skuter listrik di luar gedung apartemennya. Asistennya, Ilya Polikarpov, juga tewas dalam serangan tersebut.
Dilansir Associated Press, FSB menyatakan bahwa tersangka pergi ke Moskow berdasarkan instruksi dari Ukraina. Dia kemudian mengambil alat peledak rakitan, meletakkan di skuter listrik, dan memarkir di pintu masuk tempat tinggal Kirilov.
Ketika Kirilov meninggalkan gedung, bom kemudian diledakkan. Tersangka juga diketahui menyewa mobil untuk memantau dan memasang kamera yang menyiarkan langsung kejadian itu kepada para pemberi tugas di kota Dnipro, Ukraina.
2. Ukraina buka penyelidikan kriminal terhadap Kirilov
Kirilov, yang berusia 54 tahun, telah menjabat sebagai Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi dan Kimia sejak 2017. Dia sedang dijerat sanksi dari beberapa negara atas tindakannya dalam invasi ke Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, Kiev belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Namun salah satu sumber yang berbicara dengan anonim, mengatakan bahwa SBU berada di balik serangan tersebut.
Sebelumnya, Ukraina telah membuka penyelidikan kriminal terhadap Kirilov. Jenderal tersebut dituduh telah mengarahkan penggunaan senjata kimia terlarang dalam perang dengan Ukraina.
Kirilov sendiri merupakan salah satu tokoh paling terkenal yang melontarkan tuduhan bahwa Kiev menggunakan zat beracun atau radioaktif dalam pertempuran. Tuduhan itu dibantah oleh Ukraina.
3. Ukraina menggunakan metode teroris

Kremlin menuduh Ukraina melakukan serangan teroris dengan pembunuhan jenderal dan asistennya itu. Tuduhan itu dilontarkan oleh juru bicara Dmitry Peskov.
"Sekali lagi ditegaskan bahwa rezim Kiev tidak menghindar dari metode teroris," kata Peskov, dikutip The Moscow Times.
Dia memuji badan keamanan dan lembaga penegak hukum Rusia, yang telah bekerja cepat dan efektif menahan tersangka sehari usai ledakan. Pria yang disebut dari Uzbekistan itu, saat ini terancam hukuman seumur hidup.