Rusia Targetkan Caplok 4 Teritori Ukraina pada 2025

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Andrey Belousov, pada Senin (16/12/2024), mengatakan bahwa tujuan utama militernya pada 2025 adalah memenangkan perang. Pasukannya diproyeksikan bakal merebut empat wilayah di Ukraina.
Pekan lalu, Rusia mengklaim sudah memukul mundur pasukan Ukraina dan kini hanya beberapa kilometer dari Pokrovsk. Sementara itu, kota tersebut menjadi pusat logistik dan pertahanan utama Ukraina di Donetsk dalam melawan tentara Rusia.
1. Rusia peringatkan ancaman perang dengan NATO dalam 10 tahun ke depan
Belousov mengatakan bahwa Rusia sudah bersiap menyelesaikan seluruh misi perang di Ukraina. Ia menyebut Rusia akan merebut empat teritori di Ukraina di tengah situasi positif di garis depan.
"Kami sudah bersiap dalam segala perkembangan saat ini, termasuk kemungkinan terlibat konflik langsung dengan NATO di Eropa dalam 1 dekade ke depan. Rusia juga sudah siap mengambil inisiatif dalam perang dan merebut sepenuhnya Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson dan Donetsk," tuturnya, dikutip Politico.
Ia menambahkan, persiapan perang Rusia ini disebabkan oleh ancaman dari NATO dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengklaim, bukti ancaman itu diungkapkan dalam KTT NATO pada Juli lalu dan merefleksikan doktrin Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Belousov mengungkapkan, Rusia sudah berusaha menambah personel militernya dalam setahun terakhir. Ia mengklaim, Moskow sudah merekrut 427 ribu tentara tahun ini dan rata-rata ada 1.200 warga yang bergabung dalam militer.
2. Putin klaim Barat sudah lewati garis merah Rusia
Pada saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa perkembangan perang di Ukraina tidak dapat dikembalikan lagi. Ia menyebut AS terus melanjutkan dukungannya kepada rezim Kiev dan hampir mencapai garis merah.
"AS terus melanjutkan dukungannya kepada rezim yang tidak resmidi Kiev dengan senjata dan uang. Mereka mengirimkan tentara bayaran dan penasehat militer, serta mendorong mereka untuk mengekskalasi konflik di Ukraina. Mereka telah mendorong kami ke garis merah," terangnya, dilansir Euronews.
Putin menambahkan, setelah Barat melewati garis merah, maka semuanya sudah tidak dapat dikembalikan. Ia mengklaim, Barat terus menakut-nakuti penduduknya sejak dulu dengan ancaman Uni Soviet dan kini Rusia
Ia pun menyatakan kekhawatirannya terkait kebijakan terbaru AS untuk memperbolehkan penggunaan misil jarak dekat dan menengah kepada Ukraina untuk menyasar target di dalam teritori Rusia.
3. Ukraina sebut Rusia tembakkan lebih dari 1.000 misil ke fasilitas energi pada 2024
Perwakilan Permanen Ukraina di PBB, Sergiy Kyslytsya mengatakan bahwa Rusia sudah menembakkan 1.100 misil ke infrastruktur energi di Ukraina sepanjang 2024.
"Pekan lalu, serangan Rusia ke-12 yang menyasar infrastruktur energi kami. Dengan serangan ini, Rusia sudah menggunakan 1.100 misil, rudak kendali jelajah. Angka ini hanya yang menyasar fasilitas energi di Ukraina," terangnya, dilansir RBC Ukraine.
Ia mengklaim, Rusia terus menggunakan munisi yang berisikan bahan kimia beracun di garis depan. Pada 2023, terdapat 4,95 ribu insiden yang terekam dan mengakibatkan lebih dari 2 juta personel militer Ukraina terdampak luka-luka.
Kyslytsya mengatakan, bom udara adalah yang paling berbahaya. Dalam sepekan terakhir, Rusia sudah menembakkan 500 bom udara ke sejumlah posisi militer Ukraina, beserta area permukiman di Ukraina.