Terpilih Jadi PM Jepang, Ini Tantangan yang Dihadapi Yoshihide Suga 

Suga mendapat 314 dari total 462 suara di parlemen

Jakarta, IDN Times - Yoshihide Suga pada Rabu (16/9/2020) resmi terpilih menjadi Perdana Menteri baru Jepang dan menggantikan Shinzo Abe. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di majelis rendah parlemen, Suga memperoleh 314 suara dari total 462 anggota parlemen. 

Stasiun berita BBC hari ini melaporkan mantan kepala sekretaris kabinet Jepang itu resmi terpilih usai mengantongi posisi sebagai ketua parpol penguasa di Jepang, Demokratik Liberal (LDP).

Publik Jepang tidak terkejut ketika mengetahui Suga yang meneruskan kepemimpinan Abe. Sebab, keduanya memang diketahui berkawan dekat. Maka, ia diprediksi akan meneruskan program Abe yang belum terealisasi, termasuk program ekonomi yang dijuluki "Abenomics."

Apa saja tantangan yang akan dihadapi oleh Suga usai duduk sebagai Perdana Menteri? Apalagi ia hanya menjabat hingga September 2021. Negeri Sakura akan menggelar pemilu pada akhir 2021. 

1. Yoshihide Suga ditantang harus memulihkan ekonomi Jepang di tengah pandemik COVID-19

Terpilih Jadi PM Jepang, Ini Tantangan yang Dihadapi Yoshihide Suga Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Salah satu pekerjaan rumah terberat Suga yakni memulihkan perekonomian Jepang di tengah pandemik COVID-19. Apalagi perekonomian Jepang sedang mengalami penyusutan terparah sejak tahun 1980 lalu. 

Stasiun berita BBC melaporkan produk domestik bruto (PDB) negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu anjlok sebesar 27,8 persen pada kuartal kedua 2020 bila dibandingkan pada periode yang sama 2019. 

Jepang sudah tergelincir ke dalam resesi pada awal 2020 usai perekonomiannya terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Apalagi kontraksi perekonomian Jepang lebih buruk dibandingkan perkiraan analis ekonomi. 

Salah satu yang menyebabkan anjloknya perekonomian Negeri Sakura karena adanya penurunan drastis dari konsumsi domestik. Hal itu berkontribusi lebih dari separuh ke perekonomian Jepang. 

Selain itu, Suga juga harus menghadapi fakta hampir sepertiga populasi Jepang sudah memasuki lanjut usia. Rata-rata berusia di atas 65 tahun. Suga sendiri kini berusia 71 tahun. 

Baca Juga: Terpilih Jadi Ketua Parpol, Yoshihide Suga Berpeluang Jadi PM Jepang

2. Yoshihide Suga berada dalam tekanan untuk kembali menang di pemilu 2021

Terpilih Jadi PM Jepang, Ini Tantangan yang Dihadapi Yoshihide Suga Ketua Partai Demokratik Liberal Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Sementara, dalam pandangan ahli ekonomi yang sudah lama bermukim di Tokyo, Jesper Koll menilai terpilihnya Yoshihide Suga sebagai PM tidak lebih karena ia adalah tangan kanan Shinzo Abe di kabinet sebelumnya. Publik sama sekali tidak memiliki andil terhadap terpilihnya Suga. 

"Pada akhirnya, Anda baru dianggap berharga bagi partai, bila Anda bisa memenangkan pemilu yang diikuti publik. Maka, sudah jelas ia dalam tekanan besar. Tidak saja ia harus membuktikan diri ke Partai LDP, tetapi juga ke rakyat Jepang bahwa ia layak menjadi PM," ungkap Koll. 

Namun, bukan berarti Suga tak memiliki kemampuan sebagai politikus kawakan. Ia diketahui merupakan Kepala Sekretaris Kabinet terlama yang pernah dimiliki oleh Jepang. Selain itu, ia dikenal memilik karakter yang keras, disiplin dan memahami sistem birokrasi di Negeri Sakura. 

3. Yoshihide Suga merupakan anak petani strawberry

Terpilih Jadi PM Jepang, Ini Tantangan yang Dihadapi Yoshihide Suga Perdana Menteri baru Jepang, Yoshihide Suga (twitter.com/Nicchiban)

Bila melihat latar belakangnya, Yoshihide Suga merupakan anak dari petani stroberi di utara Jepang. Berdasarkan biografi yang ditulis 2016 lalu, Suga memang berasal dari keluarga yang sederhana. 

Ia pun memulai karier politiknya dari bawah. Ia pertama kali bekerja sebagai seorang sekretaris untuk anggota parlemen LDP sebelum akhirnya memulai karier politiknya sendiri. Karier itu dimulai dari pemilihan dewan kota menjadi anggota Diet (parlemen) pada 1996.

Pada 2005, ia menjadi seorang menteri kabinet di bawah Junichiro Koizumi dan memperoleh pengaruh lebih pada kabinet Abe. Sebagai tangan kanan dari Abe, ia mendapatkan reputasi sebagai orang yang efisien dan praktis. Abe pun mendukung penuh agar Suga terpilih menjadi PM selanjutnya. 

Abe mengumumkan mundur dari kursi PM pada akhir Agustus 2020 lalu karena alasan kesehatan. 

Baca Juga: Pesan Jokowi untuk Shinzo Abe yang Mundur sebagai PM Jepang

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya