Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan muda di Pakistan dibunuh oleh kakeknya sendiri karena menikah tanpa restu keluarga. Pembunuhan semacam ini sering disebut dengan "pembunuhan demi kehormatan".
Polisi mengatakan bahwa Shahzadi, yang berusia 20 tahun, dibacok hingga tewas oleh sang kakek, Mohammed Sharif, pada Sabtu (27/7/2024) malam. Pembunuhan itu terjadi di rumah mereka di kota Karachi di provinsi Sindh. Polisi telah menangkap tersangka dan menemukan kapak tersebut.
Menurut pengakuan tersangka, korban telah menikah dengan pria pilihannya sendiri di distrik Jamshoro setahun yang lalu. Tersangka kemudian membawa korban kembali ke rumah dan membunuhnya.
“Polisi memperlakukan ini sebagai kasus pembunuhan atas nama kehormatan,” kata pejabat polisi setempat Tauheed Rehman Memon, dikutip Dawn.
Sementara itu, jenazah korban telah dipindahkan ke Pusat Medis Pascasarjana Jinnah untuk pemeriksaan post-mortem.
Awal pekan ini, sepasang suami istri ditembak mati di rumah mereka di Karachi dengan dalih kehormatan keluarga. Polisi mengatakan bahwa pembunuhan diduga dilakukan oleh kerabat si perempuan lantaran keluarga tidak merestui pernikahan mereka.
Masih di Karachi, seorang janda delapan anak diduga ditembak mati oleh saudara laki-lakinya pada Jumat (26/7/2024) malam. Korban diketahui ingin menikah untuk ketiga kalinya, namun keluarga menentangnya.
Dikutip Britannica, pembunuhan demi kehormatan kerap dilakukan oleh anggota keluarga laki-laki dengan menargetkan anggota keluarga perempuan. Para pembunuh biasanya membenarkan tindakan mereka dengan dalih korban telah mencoreng nama baik dan martabat keluarga.
Korban pembunuhan demi kehormatan biasanya dituduh melakukan tindakan amoral, mulai dari berinteraksi lawan jenis yang tidak memilki hubungan keluarga hingga melakukan hubungan seks di luar nikah. Pembunuhan semacam ini sering terjadi di berbagai wilayah di Timur Tengah dan Asia Selatan, terutama di India dan Pakistan.
Menurut Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan (HRCP), pembunuhan demi kehormatan masih menjadi masalah serius yang terus terjadi di negara itu.
Pada 2022, HRCP mencatat 520 insiden pembunuhan demi kehormatan, dengan 197 laki-laki dan 323 perempuan menjadi korbannya. Pada 2023, sedikitnya 226 perempuan dilaporkan menjadi korban kejahatan tersebut.