Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tentara Meksiko Tembaki Truk yang Bawa Migran, 6 Tewas

bendera Meksiko (unsplash.com Alexander Schimmeck)
Intinya sih...
  • Enam migran tewas setelah tentara Meksiko menembak truk pick-up yang membawa puluhan migran di Chiapas
  • Insiden terjadi di dekat kota Huixtla, sekitar 40 km dari Tapachula, dengan 10 lainnya mengalami luka-luka
  • Kementerian Pertahanan Meksiko menjelaskan bahwa dua tentara yang menembaki para migran telah dicopot dari jabatan mereka

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya enam migran tewas setelah tentara Meksiko melepaskan tembakan ke sebuah truk pick-up yang membawa puluhan migran di negara bagian Chiapas.

Dalam konferensi pers pada Rabu (2/10/2024), Kementerian Pertahanan Meksiko mengatakan bahwa insiden itu terjadi di dekat kota Huixtla, sekitar 40 km dari Tapachula di perbatasan Guatemala, pada Selasa (1/10/2024). Sebanyak 10 orang lainnya juga mengalami luka-luka.

"Segera setelah penembakan tersebut, personel militer mengidentifikasi 33 migran berkewarganegaraan Mesir, Nepal, Kuba, India, Pakistan dan Arab, 4 di antaranya meninggal, 12 terluka dan 17 tidak terluka," kata kementerian, seraya menambahkan bahwa  dua orang lagi meninggal di rumah sakit.

1. Tentara mengaku mendengar ledakan

Insiden tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 9 malam, ketika tentara melihat sebuah kendaraan mirip pick-up melaju dengan kecepatan tinggi.

Kementerian pertahanan menjelaskan, truk pick-up tersebut berusaha menghindari personel militer dan diikuti oleh dua kendaraan serupa yang biasa digunakan oleh kelompok kriminal di daerah tersebut. Kedua tentara kemudian melepaskan tembakan ke arah truk setelah mendengar bunyi ledakan.

Kelompok hak asasi imigran mengatakan bahwa kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan oleh penegak hukum dan kelompok kriminal Meksiko adalah hal yang umum terjadi.

2. Tentara yang melakukan penembakan telah dicopot dari jabatan

Kementerian pertahanan menyatakan bahwa dua tentara yang menembaki para migran telah dicopot dari jabatan mereka dan jaksa federal telah diinformasikan mengenai insiden tersebut. Pengadilan militer juga akan melakukan penyelidikannya sendiri.

"Departemen menegaskan kembali komitmennya untuk bertindak sesuai dengan aturan hukum, di bawah kebijakan tanpa impunitas, dan siap membantu otoritas sipil untuk menjelaskan fakta yang ada," kata kementerian.

Pihaknya menambahkan bahwa mereka saat ini bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Meksiko untuk berkoordinasi dengan kedutaan yang mewakili negara-negara para korban. Sementara itu, 17 migran yang tidak terluka dalam penembakan tersebut telah diserahkan kepada otoritas migrasi Meksiko.

3. AS telah mendesak Meksiko untuk mengontrol migrasi ilegal dari wilayahnya

Kematian tersebut menyoroti kebijakan Meksiko terhadap migran serta meningkatnya peran militer dalam keamanan negara.

“Peristiwa ini bukan sebuah kebetulan atau terisolasi, ini merupakan konsekuensi dari kebijakan imigrasi ketat yang terus diterapkan oleh negara bagian Meksiko,” kata Kolektif Pemantauan Perbatasan Selatan, sebuah kelompok organisasi advokasi dan masyarakat sipil, dalam sebuah pernyataan.

Meksiko menghadapi tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi jumlah migran yang melintasi perbatasan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang yang mencoba menyeberang ke AS telah meningkat secara signifikan. Mereka melarikan diri dari kesulitan ekonomi dan kekerasan di negara asal mereka

Dalam beberapa bulan terakhir, penyeberangan perbatasan secara ilegal telah berkurang setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden memperketat pendekatannya terhadap keamanan perbatasan menjelang pemilu pada 5 November, di mana Wakil Presiden Kamala Harris menghadapi Donald Trump dari Partai Republik.

Tapachula, yang terletak di Chiapas, merupakan pintu masuk ke Meksiko bagi banyak migran yang ingin menuju AS. Tahun ini, Chiapas juga telah menyaksikan bentrokan antara Kartel Generasi Baru Jalisco dan Kartel Sinaloa. Pada Juli, konflik di wilayah tersebut menyebabkan sekitar 600 orang melarikan diri melintasi perbatasan ke Guatemala.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us