Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tim Medis di China Berhasil Transplantasi Paru-Paru Babi ke Manusia

ilustrasi operasi (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi operasi (freepik.com/gpointstudio)
Intinya sih...
  • Xenotransplantasi: alternatif potensial untuk krisis organ.
  • Keberhasilan tim medis di Guangzhou dalam mentransplantasikan paru-paru babi ke manusia yang dinyatakan mati otak.
  • Tantangan dan masa depan xenotransplantasi, termasuk risiko infeksi, respon imun tubuh penerima, dan faktor etis global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Dunia medis mencatat sejarah baru setelah paru-paru babi yang telah dimodifikasi secara genetik berhasil berfungsi selama sembilan hari di dalam tubuh seorang pasien manusia yang telah dinyatakan mati otak. Keberhasilan ini membuka harapan besar bagi perkembangan xenotransplantasi atau transplantasi lintas spesies yang diyakini dapat menjadi solusi krisis kekurangan organ.

Dikutip dari penelitian National Clinical Research Center for Respiratory Disease di Guangzhou, China, paru-paru babi yang ditransplantasikan mampu mempertahankan daya hidup dan fungsinya selama 216 jam tanpa tanda penolakan hiperakut maupun infeksi serius.

Para ilmuwan menilai capaian ini sebagai kemajuan besar, meski tetap menekankan perlunya uji coba lanjutan sebelum diterapkan secara luas pada pasien hidup.

1. Xenotransplantasi: harapan baru dalam krisis organ

xenotransplantasi jantung babi (umms.org)
xenotransplantasi jantung babi (umms.org)

Xenotransplantasi telah lama dianggap sebagai salah satu alternatif potensial untuk mengatasi keterbatasan donor organ manusia. Menurut studi di Guangzhou, transplantasi jantung dan ginjal babi sebelumnya sudah menunjukkan hasil menjanjikan.

Namun, paru-paru menghadapi tantangan lebih besar karena kompleksitas anatomi dan fungsinya yang berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Meskipun demikian, para ilmuwan berhasil memodifikasi genetik paru-paru babi hingga mampu bertahan dalam tubuh manusia. 

“Penelitian ini menunjukkan bahwa paru-paru babi yang dimodifikasi secara genetik dapat mempertahankan viabilitas dan fungsinya pada penerima yang mengalami mati batang otak selama 216 jam,” ujar tim peneliti. 

2. Keberhasilan tim medis di China

ilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper)
ilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper)

Ahli bedah di Guangzhou menggunakan paru-paru dari seekor babi jantan, Bama Xiang, berusia 22 bulan dengan berat 70 kilogram. Organ tersebut kemudian ditransplantasikan ke tubuh seorang pasien pria berusia 39 tahun yang dinyatakan mati otak. Selama lebih dari seminggu, paru-paru ini tidak menunjukkan tanda-tanda kegagalan fungsi atau infeksi berbahaya.

Para peneliti menyebut keberhasilan ini sebagai bukti kemajuan teknologi modifikasi genetik dan penggunaan strategi imunosupresif. Penelitian ini menjadi dasar penting untuk pengembangan lebih lanjut di bidang transplantasi organ lintas spesies.

3. Tantangan dan masa depan transplantasi lintas spesies

ilustrasi tindakan medis di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi tindakan medis di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Meskipun hasil penelitian ini memberikan harapan besar, para ilmuwan menekankan bahwa jalan menuju penerapan klinis masih panjang. Tantangan utama meliputi risiko infeksi, respon imun tubuh penerima, serta faktor etis yang masih menjadi perdebatan global.

Namun, capaian di Guangzhou membuktikan bahwa teknologi genetika mampu membuka peluang baru bagi dunia medis. Jika dikembangkan dengan uji klinis lebih lanjut, xenotransplantasi berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa yang setiap tahun meninggal akibat menunggu donor organ.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us