Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Minta Ada Penyelidikan atas Pembantaian Umat Kristen di Nigeria

Presiden AS Donald Trump berbicara di CPAC Februari 2011. (Mark Taylor from Rockville, USA, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump berbicara di CPAC Februari 2011. (Mark Taylor from Rockville, USA, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Nigeria masuk daftar pelanggar kebebasan beragama
  • Nigeria bantah tuduhan dan tegaskan komitmen toleransi
  • Boko Haram disebut sebagai ancaman utama di Nigeria
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Jumat (31/10/22025) mengumumkan penetapan Nigeria sebagai “negara yang sangat diperhatikan” karena ribuan umat Kristen dilaporkan tewas di negara tersebut. Pengumuman itu disampaikan melalui unggahan di Truth Social, di mana Trump menuding kelompok Islam radikal melakukan pembantaian massal dan menyebut agama Kristen menghadapi ancaman eksistensial di Afrika Barat. Ia memerintahkan pejabat AS untuk segera menyelidiki situasi itu dan melapor langsung kepadanya.

Trump menyebut angka spesifik bahwa 3.100 umat Kristen telah terbunuh di Nigeria, meski tidak menjelaskan sumber maupun periode waktunya.

“Kristen menghadapi ancaman eksistensial di Nigeria. Ribuan Kristen dibunuh. Islamis radikal bertanggung jawab atas pembantaian massal ini. Dengan ini saya menjadikan Nigeria sebagai ‘NEGARA YANG SANGAT DIPERHATIKAN’ Tapi itu baru permulaan. Ketika Kristen, atau kelompok mana pun, dibantai seperti yang terjadi di Nigeria (3.100 versus 4.476 Di Seluruh Dunia), sesuatu harus dilakukan!” tulisnya.

Penetapan tersebut disebut sebagai langkah awal menuju kemungkinan sanksi, termasuk penghentian seluruh bantuan AS kecuali untuk keperluan kemanusiaan.

1. Nigeria kembali masuk daftar pelanggar kebebasan beragama

Nigeria kini bergabung dengan negara-negara seperti Korea Utara, Rusia, Arab Saudi, Iran, Pakistan, dan China dalam daftar negara dengan pelanggaran berat terhadap kebebasan beragama versi AS. Pada masa jabatan pertama Trump, Nigeria juga pernah masuk daftar pengawasan kebebasan beragama, sebelum statusnya dicabut pada masa pemerintahan Joe Biden.

Trump meminta Komite Anggaran DPR AS serta anggota Kongres menyelidiki ancaman terhadap umat Kristen di Nigeria. Ia menulis di Truth Social bahwa AS tidak boleh berdiam diri sementara kekejaman terjadi di negara itu dan berbagai wilayah lain.

“Kami siap, bersedia, dan mampu menyelamatkan populasi Kristen Agung kami di seluruh Dunia!” katanya, dikutip dari NDTV.

2. Nigeria bantah tuduhan dan tegaskan komitmen toleransi

ilustrasi bendera Nigeria dikibarkan saat demo
ilustrasi bendera Nigeria dikibarkan saat demo (unsplash.com/Salem Ochidi)

Pemerintah Nigeria membantah tuduhan Trump. Menurut sejumlah pakar, meski umat Kristen kadang menjadi target kekerasan, mayoritas korban serangan kelompok bersenjata justru berasal dari komunitas Muslim di wilayah utara, yang memang menjadi pusat konflik dan ekstremisme. Pejabat Nigeria menegaskan pihaknya terus berupaya menekan kekerasan dan menolak klaim adanya genosida terhadap umat Kristen.

“Kami tetap berkomitmen dalam tekad kami untuk menangani ekstremisme kekerasan yang didorong oleh kepentingan khusus yang telah membantu mendorong kerusakan dan perpecahan di negara-negara di wilayah Afrika Barat dan Sahel yang saling terkait. Pemerintah Federal Nigeria akan terus membela semua warga negara, tanpa memandang ras, keyakinan, atau agama. Seperti Amerika, Nigeria tidak punya pilihan selain merayakan keragaman yang menjadi kekuatan terbesar kami. Nigeria adalah negara yang takut akan Tuhan di mana kami menghormati iman, toleransi, keragaman dan inklusi, sesuai dengan tatanan internasional berbasis aturan,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nigeria, Kimiebi Imomotimi Ebienfa, dikutip dari Newsweek.

Senator Nigeria, Shehu Sani, menilai penetapan Trump didasari kebohongan dan misinformasi. Ia menyebut para teroris dan bandit di Nigeria membunuh dan menculik korban tanpa memandang keyakinan, dan data selama 15 tahun terakhir menunjukkan bahwa kekerasan tidak terpusat pada satu agama. Menurutnya, melihat proporsi populasi Muslim dan Kristen di Nigeria, hampir mustahil satu kelompok secara sistematis menindas kelompok lainnya.

3. Boko Haram disebut sebagai ancaman utama di Nigeria

ilustrasi kelompok bersenjata
ilustrasi kelompok bersenjata (pexels.com/Ivan Hassib)

Kelompok militan Boko Haram menjadi salah satu pihak yang paling sering disebut dalam konteks kekerasan di Nigeria. Pada 2014, mereka menculik lebih dari 270 siswi sekolah, dan laporan Komisi Kebebasan Beragama AS tahun 2021 menyebut lebih dari 37 ribu orang telah tewas akibat kelompok Islamis di negara itu sejak 2011. Selain Boko Haram, ada pula Negara Islam di Provinsi Afrika Barat (ISWAP) yang merupakan pecahan dari kelompok tersebut, dilansir dari Sky News.

Meski sejumlah gereja pernah menjadi sasaran, para pakar menegaskan bahwa umat Muslim justru menjadi korban paling banyak dari serangan Boko Haram yang umumnya menargetkan aparat keamanan dan pejabat pemerintah. Nigeria, dengan populasi sekitar 240 juta jiwa, memiliki komposisi penduduk yang hampir seimbang antara Muslim di utara dan Kristen di selatan.

Rapper asal AS, Nicki Minaj, memuji langkah Trump terkait isu ini melalui unggahan di X.

“Tidak ada kelompok yang boleh dianiaya karena menjalankan agama mereka. Kita tidak harus memiliki keyakinan yang sama agar bisa saling menghormati. Banyak negara di seluruh dunia terdampak oleh kengerian ini & berbahaya jika berpura-pura tidak menyadarinya. Terima kasih kepada Presiden & timnya karena menganggap ini serius,” tulisnya.

Langkah Trump itu juga didukung oleh Senator Partai Republik, Ted Cruz, yang menilai keputusan tersebut sebagai hasil perjuangan panjang melawan kekerasan terhadap umat Kristen di Nigeria. Cruz menyebut penetapan itu menjadi langkah penting dalam menuntut pertanggungjawaban pejabat Nigeria yang dinilai membiarkan kekejaman terus berlangsung.

Anggota DPR AS dari Partai Republik, John James, turut menyampaikan dukungan serupa. Ia memuji Trump karena bersuara bagi umat Kristen yang dianiaya di Nigeria dan menegaskan bahwa AS harus berdiri bersama mereka.

Komite Anggaran DPR AS dijadwalkan meninjau situasi tersebut untuk menentukan langkah lanjutan, sementara Trump berencana mengumumkan kebijakan resmi terkait penetapan ini dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Prabowo Puji Kinerja Seskab Teddy Siapkan Pidato Tanpa Cela

06 Nov 2025, 20:02 WIBNews