Gedung Parlemen Nigeria Terima Ancaman Bom

- Parlemen Nigeria terancam bom
- Nigeria kekurangan sumber daya untuk melawan terorisme
- Kelompok teroris bunuh 63 warga sipil dan militer di Darul Jamal
Jakarta, IDN Times - Parlemen Nigeria mendapatkan ancaman bom dari kelompok teroris. Ancaman tersebut menunjukkan situasi yang semakin mencekam imbas perkembangan kelompok teroris di negara Afrika Barat tersebut.
“Anggota legislatif yang menjaga demokrasi di Nigeria terus mendapatkan ancaman dan tantangan keamanan serius, seperti pencurian motor dan mobil, vandalisme, dan pemalsuan identitas, dan infiltrasi dari para pengunjung tak diundang,” terang Kepala Komite Keamanan Dalam Negeri Parlemen Nigeria, Garba Muhammad, dikutip Business Insider Africa, pada Jumat (31/10/2025).
Dalam beberapa tahun terakhir, aksi terorisme di Nigeria terus meningkat. Kelompok teroris Boko Haram kembali menunjukkan aksinya, terutama di Nigeria bagian utara.
1. Terancam mengganggu aktivitas dari Parlemen Nigeria
Muhammad mengungkapkan bahwa terdapat ancaman pemboman dan penguncian dari sejumlah demonstran. Ancaman ini menunjukkan tingginya risiko keamanan bagi pejabat negara di Nigeria.
“Jika aktivitas kami terganggu, maka tidak ada perwakilan, tidak ada yang mengawasi, dan tidak ada anggaran tahunan, dan ini akan merusak stabilitas prosedur legislatif, demokrasi, dan stabilitas negara kami secara luas,” paparnya.
Seluruh anggota parlemen juga menyerukan agar pemerintah mampu menjamin keamanan seluruh warga Nigeria secara luas. Parlemen Nigeria sedang merumuskan arsitektur keamanan baru untuk meningkatkan keamanan di Nigeria.
2. Nigeria kekurangan sumber daya untuk melawan terorisme
Pada saat yang sama, petinggi militer Nigeria, Letnan Jenderal Olufemi Oluyede mengatakan bahwa militer Nigeria tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melawan terorisme. Menuruntya, kepolisian Nigeria juga harus diperkuat untuk melawan kelompok teroris.
“Kami tahu bahwa semua sumber daya tidak cukup. Semua ini membuat situasi sangat sulit untuk mengadakan peperangan melawan terorisme dan perampok di Nigeria,” terangnya, dikutip dari TRT Afrika.
Oluyede menyerukan kepada pemerintah untuk memproduksi senjata dan peralatan tempur sendiri untuk menghemat anggaran. Pada Agustus, Nigeria setuju membeli bom, roket, dan amunisi dari Amerika Serikat (AS) yang harganya mencapai 346 juta dolar AS (Rp5,7 triliun).
3. Kelompok teroris bunuh 63 warga sipil dan militer di Darul Jamal
Pada September, kelompok teroris telah membunuh 63 orang di Darul Jamal, Nigeria bagian timur laut. Serangan itu dilancarkan setelah sejumlah warga kembali dari kamp pengungsian dan sebagian di antara korban tewas adalah personel militer.
Gubernur Borno, Zulum Babagana menyebut bahwa terdapat lima tentara yang tewas dalam insiden ini. Serangan ini berlangsung pada malam hari ketika sejumlah teroris datang secara tiba-tiba menggunakan sepeda motor dan langsung menembakkan peluru dan membakar rumah warga.
Di sisi lain, Angkatan Udara Nigeria mengklaim berhasil membunuh 30 anggota kelompok teroris yang terlibat dalam baku tembak di Darul Jamal. Aksi ini menjadi lanjutan pertempuran antara militer Nigeria dan kelompok teroris di bagian utara.


















