Trump: Ukraina Tidak Akan Bertahan Meski Dapat Bantuan dari AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Minggu (9/3/2025), mengatakan bahwa Ukraina tidak akan bertahan meski mendapat bantuan dari AS. Komentar ini disampaikan menanggapi pemblokiran bantuan militer ke Ukraina.
"Kemungkinan mereka (Ukraina) juga tidak akan bertahan, tapi Anda tahu bahwa kami juga memiliki kelemahan Rusia. Anda tahu, apa yang sudah terjadi, yakni perang tersebut dan itu sudah terjadi. Alhasil, kami terjebak dalam kekacauan ini," terangnya, dilansir RBC Ukraine.
Pekan lalu, Trump menginstruksikan penghentian bantuan militer ke Ukraina menyusul perselisihan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih. Langkah Washington ini bertujuan menekan Ukraina dalam menyetujui negosiasi damai dengan Rusia.
1. Trump kesal karena Ukraina ambil uang milik AS
Trump marah kepada Zelenskyy karena mengambil uang dari AS ketika dipimpin mantan Presiden Joe Biden. Ia pun mengklaim bahwa Zelenskyy tidak bersyukur atas sumbangan dari AS selama ini.
"Dia (Zelenskyy) dapat mengambil uang kami seperti halnya mengambil permen dari seorang bayi. Itulah yang dia lakukan. Dia adalah orang yang pintar dan kuat, tapi dia sudah mengambil uang dari negara ini lewat Biden," tuturnya.
Ia menambahkan, AS sudah memberikan bantuan senilai 350 miliar dolar AS (Rp5.703 triliun) dan mengklaim berani. Trump mengatakan, tentara Ukraina harus berani karena seseorang memang harus menggunakan senjata bantuan tersebut.
2. Klaim tidak ada yang lebih keras kepada Rusia selain dirinya

Trump menambahkan, selama ini tidak ada yang lebih keras kepada Rusia dibanding dirinya. Ia menyebut telah berusaha mencegah pembangunan pipa Nord Stream 2 yang menjadi proyek terbesar Rusia.
"Pipa tersebut adalah pekerjaan terbesar yang pernah mereka lakukan. Tidak ada yang pernah mendengar proyek itu hingga saya menjabat. Namun, Biden terpilih dan pada hari kedua, ia menyetujuinya. Saya cukup keras. Pada saat yang sama, saya juga dapat bekerja sama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin," ujarnya.
Trump mengungkapkan bahwa selama ini ia sudah berupaya membangun kesepahaman dengan Pemimpin Korea Utara, Kom Jong Un dan Presiden China Xi Jinping. Namun, ia menyebut bahwa tidak ada pemimpin yang keras kepada China selain dirinya.
3. Zelenskyy harapkan dialog konstruktif dengan AS di Arab Saudi

Pada hari yang sama, Zelenskyy cukup percaya diri dengan pertemuan antara delagasi Ukraina dan AS di Arab Saudi.
"Kami sudah berbicara dengan Amerika. Kami sudah menyiapkan pertemuan di Arab Saudi. Saya percaya bahwa pertemuan itu akan sangat produktif. Kami di Ukraina akan mengharapkan seperti itu," terangnya, dikutip Ukrinform.
Ia mengumumkan bahwa delegasi Ukraina akan diwakilkan oleh Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Pavlo Palisa, yang sempat menjadi komandan di garis depan dan tahu betul situasi terkini di lapangan.
Zelenskyy mengatakan, dialog dengan AS ini adalah prioritas bagi Ukraina. Ia pun mengaku sudah mendapatkan dukungan dari seluruh rekan di Eropa untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina.