Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Nyatakan Siap Pemilu, tapi Minta Syarat dari AS dan Eropa

ilustrasi bendera Ukraina
ilustrasi bendera Ukraina (unsplash.com/madara_p)
Intinya sih...
  • Mayoritas warga Ukraina menolak pemilu di tengah perang
  • Zelenskyy menolak menyerahkan teritori kepada Rusia
  • Trump sebut Ukraina kalah dalam perang melawan Rusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa (9/12/2025), mengaku siap menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) di tengah peperangan. Namun, dengan syarat Amerika Serikat (AS) dan Eropa harus menjamin keamanan di Ukraina. 

“Saya sekarang bertanya secara terbuka, untuk AS, mungkin bersama negara Eropa, bantu saya untuk memastikan keamanan yang dibutuhkan Ukraina selama penyelenggaraan pemilu. Saya sendiri sudah siap menyelenggarakan pemilu,” terangnya, dikutip dari RFE/RL.

Pernyataan Zelenskyy ini diungkapkan di tengah negosiasi antara AS dan Rusia dalam menyelesaikan perang. Di sisi lain, AS terus mendesak Ukraina untuk menyelenggarakan pemilu. 

1. Mayoritas warga Ukraina menolak penyelenggaraan pemilu

Berdasarkan survei terbaru, mayoritas warga di Ukraina menolak penyelenggaraan pemilu di tengah perang. Sementara, pemilu terakhir di Ukraina terjadi pada 2019 dan dalam hukum di Ukraina tidak dapat mengadakan pemilu di tengah perang. 

Sejumlah pejabat di Ukraina juga menolak rencana pemilu di tengah perang. Anggota parlemen dari Partai Holos, Serhiy Rakhmanin menyebut bahwa pemilu di tengah perang akan berdampak buruk. Ia menyebut, rencana ini hanya akan menguntungkan Rusia. 

“Dia (Zelenskyy) adalah pemimpin dan kami dalam posisi yang tidak memiliki kemewahan. Tindakan seperti ini hanya akan membantu musuh,” ungkapnya, dikutip dari The Guardian.

2. Zelenskyy menolak menyerahkan teritori kepada Rusia

Pada saat yang sama, Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki hukum atau moral untuk menyerahkan teritori kepada Rusia. Menurutnya, langkah ini tidak boleh dilakukan hanya untuk mengakhiri perang. 

“Apakah kita harus menyerahkan teritori? Kami tidak memiliki hak hukum untuk melakukannya di bawah hukum, konstitusi Ukraina dan hukum internasional. Kami tidak memiliki moral untuk melakukannya juga,” ujarnya, dikutip dari The Moscow Times. 

Ia mengungkapkan bahwa AS hanya ingin mencari jalan keluar untuk mengakhiri perang di Ukraina. Terdapat masalah besar mengenai teritori di Ukraina dan belum ada jalan keluarnya. 

3. Trump sebut Ukraina kalah dalam perang melawan Rusia

Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa Ukraina terus mengalami kekalahan dalam perang melawan Rusia. Ia menyebut, Rusia saat ini mengendalikan situasi di Ukraina. 

Di sisi lain, militer Ukraina menyebut bahwa Rusia hanya menunjukkan berhasil merebut 1 persen teritori Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Alhasil. tidak ada perkembangan signifikan dari serangan ofensif Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Marak Kepala Daerah Kena OTT, Anggota DPR: Evaluasi Seleksi Pemimpin

11 Des 2025, 22:43 WIBNews