Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Sebut Rusia Taruh 50 Ribu Tentara di Perbatasan Sumy

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Rusia menumpuk 50 ribu pasukan di Kursk yang berbatasan dengan Sumy Oblast, Ukraina.
  • Zelenskyy mengklaim Rusia sedang mempersiapkan operasi serangan ofensif baru di Ukraina dan tidak serius untuk berdamai.
  • Zelenskyy menyebut Rusia akan merasakan dampak besar dari sanksi-sanksi Barat pada musim panas 2026.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (28/5/2025), mengklaim bahwa Rusia sudah menumpuk sekitar 50 ribu pasukan di Kursk yang berbatasan dengan Sumy Oblast. Ia menyebut akan berusaha mencegah serangan lanjutan Rusia. 

"Tentara terbesar, terkuat mereka (Rusia) sekarang berada di Kursk Oblast. Mereka berusaha untuk mendorong pasukan kami keluar dari Kursk dan bersiap melancarkan serangan ofensif baru di Sumy Oblast," terang Zelenskyy, dilansir The Moscow Times.

Pekan lalu, Rusia mengklaim sudah mengusir seluruh tentara Ukraina dari Kursk. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menginstruksikan pendirian zona penyangga di Sumy Oblast untuk memastikan keamanan negaranya. 

1. Klaim Rusia berencana adakan serangan ofensif baru

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Zelenskyy mengungkapkan bahwa Rusia sedang mempersiapkan operasi serangan ofensif baru di Ukraina. Ia mengklaim, berdasarkan laporan intelijen, Rusia tidak serius untuk berdamai di Ukraina. 

"Kami dapat melihat informasi dari intelijen kami dan data terbuka bahwa Putin dan jajarannya tidak memiliki rencana untuk mengakhiri perang. Tidak ada bukti bahwa mereka ingin mengakhiri perang dan meneruskan penyelesaian konflik lewat jalur diplomasi. Mereka justru berniat melancarkan serangan baru," ujarnya, dikutip The Kyiv Independent

Ia menambahkan, intelijen dari negara-negara sekutu Ukraina juga mendapatkan bukti yang sama terkait intensi Rusia. Ia pun mendorong negara-negara sahabat Ukraina untuk menekan dan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

2. Sebut Rusia akan merasakan dampak sanksi pada pertengahan 2026

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Zelenskyy menyebut, Rusia akan merasakan dampak besar dari sanksi-sanksi Barat pada musim panas 2026. Ia berharap pada pertengahan 2026 sudah tidak ada perang di Ukraina. 

"Sekitar musim panas 2026, ekonomi mereka akan terdampak sangat kuat oleh sanksi Barat. Kami melihat komplek industri militer Rusia tidak dapat berkembang tahun depan dan akan menurun. Semua akan berkurang secara berkala dan ekonomi mereka akan berubah. Mereka akan mengeluarkan seluruhnya untuk perang," tuturnya. 

Presiden Ukraina keenam itu mengungkapkan bahwa Barat, terutama Amerika Serikat (AS) akan kembali menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Ia menyebut, AS akan menekan Rusia agar bersedia bernegosiasi damai. 

3. Rusia mampu produksi 1.000 drone per hari

ilustrasi drone (unsplash.com/jaredbrashier)
ilustrasi drone (unsplash.com/jaredbrashier)

Zelenskyy mengklaim bahwa Rusia mampu melanjutkan serangan ke Ukraina menggunakan ribuan drone. Ia menyebut, Ukraina akan merespons serangan tersebut dengan menggunakan senjata anti-drone. 

"Mereka bersiap memproduksi sekitar 300-350 drone per hari. Ini adalah sesuatu yang serius. Mereka ditugaskan untuk meningkatkan memiliki 500 drone per hari. Saya tidak percaya mereka memilikinya. Saya tidak memungkiri kemungkinan akan mencapai 1.000 drone per hari," terang Zelenskyy, dikutip Ukrinform

Ia pun mengutarakan terkait langkah Ukraina dalam mencegah serangan udara lanjutan Rusia ke negaranya. Ia menyebut, pesawat tempur Mirage dan F-16 milik Ukraina mampu menembak jatuh drone di udara. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us