Tentara Nigeria-Pantai Gading Tiba di Benin untuk Cegah Kudeta

- Benin meminta bantuan negara tetangga untuk cegah korban jiwa
- Militer Benin khawatir akan korban jiwa besar dalam perang saudara, meski yakin mampu sendiri
- Prancis juga terlibat membantu mencegah kudeta militer di Benin
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Benin, Olushegun Adjadi Bakari mengungkapkan bahwa sekitar 200 tentara Nigeria dan Pantai Gading sudah berada di negaranya. Pasukan itu dikirim sebagai bagian dari misi mendukung pemerintah Benin.
“Terdapat sekitar 200 tentara di sini, mereka yang datang untuk membantu mempertahankan pertahanan dan keamanan Benin sebagai bagian dari operasi pembersihan dari pemberontakan,” terangnya, dikutip dari APA News, Sabtu (13/12/2025).
Pekan lalu, Benin berhasil menggagalkan percobaan kudeta militer setelah mayoritas tentara masih loyal kepada Presiden Patrice Talon. Selain itu, Nigeria juga mengirimkan pesawat jet tempur ke Benin untuk melawan tentara pemberontak.
1. Benin minta bantuan karena khawatir banyaknya korban jiwa
Bakari mengatakan bahwa militer Benin sudah meminta bantuan kepada negara tetangga usai percobaan kudeta. Permintaan ini karena takut besarnya korban jiwa dalam peperangan.
“Kami meminta bantuan kepada saudara kami, bukan karena tentara kami tidak mampu, tapi karena Presiden Benin tidak ingin adanya korban jiwa yang sangat besar dari pecahnya perang saudara,” ungkapnya.
Menurutnya, pertempuran secara langsung hanya akan mengakibatkan pertumpahan darah besar di Benin. Namun, Bakari menyebut, tentara Benin mampu menggagalkan kudeta ini sendirian tanpa bantuan Nigeria.
Selain Nigeria dan Pantai Gading, Prancis juga ikut terlibat dalam membantu mencegah kudeta militer di Benin. Paris berperan dalam memberikan informasi intelijen dan bantuan logistik kepada Benin.
2. Nigeria yakin demokrasi dapat dilindungi berkat kesuksesan di Benin
Menlu Nigeria, Yusuf Maitama Tuggar mengatakan bahwa demokrasi dapat dilindungi berkaca dari keberhasilan di Benin. Ia menilai aksi cepat dari saluran diplomatik, militer, dan intelijen antara Nigeria dan Benin berhasil menggagalkan kudeta.
“Koordinasi untuk memastikan demokrasi tetap berjalan di Benin sukses dan ini adalah contoh apa yang seharusnya dilakukan untuk mempertahankan demokrasi apapun cara di tengah ancaman di kawasan kami. Saya dan Bakari terus berkomunikasi dari awal hingga kini,” ujarnya.
Reaksi cepat dan terjalinnya komunikasi antara negara-negara ECOWAS membuktikan keberhasilan upaya perusakan demokrasi. Ia mendesak dibutuhkan penguatan pasukan ECOWAS dalam mencegah serangkaian kudeta militer.
3. Benin tangkap seorang aktivis anti-Barat yang dukung kudeta militer
Pada saat yang sama, Benin menginstruksikan penangkapan kepada aktivis anti-Barat, Kemi Seba. Instruksi ini diberikan setelah Seba mendukung percobaan kudeta militer di Benin pada akhir pekan lalu.
Dilansir The Guardian, Seba adalah pemimpin dari organisasi non-profit (NGO) Pan-Africanist Emergency yang dikenal memiliki pandangan radikal melawan Prancis. Selain itu, organisasi itu juga menolak pemerintahan di Afrika yang bersekutu dengan Prancis.
Pada 2024, Seba sudah mencabut kewarganegaraan Prancis dan menyatakan dukungan penuh kepada junta militer di Afrika. Ia bahkan mendorong kudeta militer di kawasan Sahel untuk menentang Prancis dan mendekat ke Rusia.

















