Armenia Tangkap Pemuka Agama yang Dituduh Rencanakan Kudeta

- Ajapahyan menolak tuduhan kudeta dan mengklaim tindakan pemerintahan Pashinyan ilegal
- Rusia klaim tidak ikut campur dalam percobaan kudeta di Armenia
- Rusia ancam Armenia soal kedekatan dengan Uni Eropa
Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Nasional Armenia (NSS), pada Jumat (27/6/2025), menangkap Kepala Gereja Apostolik Armenia, Uskup Mikhail Ajapahyan, atas dugaan percobaan kudeta kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Petugas NSS sudah mengepung sekitar area gereja selama beberapa jam dan sempat terjadi keributan dengan pendukung Ajapahyan di Echmiadzin. Ajapahyan akhirnya ditangkap setelah menyerahkann diri kepada aparat keamanan.
Dalam beberapa hari terakhir, situasi politik di Armenia terus menegang imbas tudingan Pashinyan soal rencana kudeta oleh para pemuka agama yang menolak perjanjian perdamaian dengan Azerbaijan.
1. Ajapahyan mengaku tindakan pemerintah Armenia ilegal
Ajapahyan mengungkapkan, tuduhan dari pemerintah Armenia terkait rencana kudeta tidak benar. Ia mengklaim tindakan pemerintahan Pashinyan ilegal.
“Saya bukanlah ancaman kepada negara ini dan ancaman itu justru duduk di kursi pemerintahan saat ini. Saya tidak pernah bersembunyi dan tidak akan bersembunyi saat ini. Jika mereka mencari saya, maka saya akan ikut,” ungkapnya, dikutip RFE/RL.
Penangkapan Ajapahyan ini dilakukan hanya selang dua hari setelah Komite Investigasi Armenia menahan Uskup Bagrat Galstanyan yang mengadakan demonstrasi damai anti-pemerintah pada 2024.
Ia pun menampik tuduhan Pashinyan berencana menggulingkan pemerintahannya dengan cara kekerasan pada Rabu (25/6/2025).
2. Rusia klaim tidak ikut campur dalam percobaan kudeta di Armenia
Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa rencana kudeta di Armenia adalah urusan dalam negara tersebut. Rusia tidak ikut campur di dalamnya.
“Ini adalah urusan dalam negeri Armenia. Kami hanya ingin memastikan ketertiban hukum dan perdamaian di Armenia. Kami berharap Armenia tetap stabil dan menjadi rekan baik Rusia,” terangnya, dilansir The Moscow Times.
Pekan lalu, Armenia sudah menangkap miliarder berkewarganegaraan ganda Rusia-Armenia Samvel Karapetyan, yang dituding terlibat dalam upaya penggulingan pemerintahan Armenia.
Moskow mengaku terus berhubungan dengan Yerevan terkait masalah penangkapan Karapetyan yang juga berstatus warga negara Rusia.
3. Rusia ancam Armenia soal kedekatan dengan Uni Eropa

Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexei Overchuk, mengatakan bahwa Armenia semakin mendekat ke Uni Eropa (UE) dengan memperkenalkan standar sertifikasi ekspor produk makanan ke UE.
“Tindakan Armenia ini telah berlawanan dengan norma-norma di dalam Uni Ekonomi Eurasia (UEE). Dengan ini, kami akan meninjau kemungkinan penerapan sanksi ekonomi khusus kepada Armenia,” ungkapnya.
Sementara itu, Armenia selama ini masih menggantungkan ekonominya kepada Rusia. Sebesar 41 persen produk Armenia dipasarkan ke Rusia dan hanya 7,7 persen produk Armenia yang diekspor ke UE.